Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang
Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang |
Sejarah Lawang Sewu
Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang. Lawang Sewu, kalian pasti pernah mendengar gedung lawang sewu yang legenda misteri angker. Beberapa tahun lalu, gedung lawang sewu peninggalan Belanda ini sangat populer terutama di kalangan warga, Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang. Bukan hanya karena sejarahnya yang panjang dan misteri angker, arsitektur khas kolonial, tapi juga karena kisah-kisah misteri angker yang menghantui gedung sejarah lawang sewu di Semarang peninggalan Belanda ini.
Bangunan sejarah Lawang Sewu di Semarang yang angker kini berubah jadi tempat wisata sejarah lawang sewu di Semarang. Kalian yang ingin berencana mengunjungi Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang, berikut ini beberapa Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang yang legenda misteri angker harus kamu pahami.
1. Etimologi Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang
Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang aslinya merupakan julukan gedung itu dalam bahasa Jawa yang berarti "(bangunan berpintu seribu)". Desain bangunan ini memiliki banyak ruang, serta memiliki sekitar 1.000 jendela yang tinggi-tinggi dan besar-besar sehingga dikira sebagai "pintu". Pintu-pintu di bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang tersebut hanya berjumlah 429 buah.
Jendela ukuran besar sering ditemukan pada bangunan Belanda di Indonesia termasuk gedung Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang. Banyak bangunan, rumah, atau struktur lain pada masa itu memiliki jendela dengan ukuran yang mirip gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang. Hal itu dilakukan untuk beradaptasi dengan iklim lembap dan panas di Indonesia. Dengan banyaknya jendela ini Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang, akan lebih banyak masuknya udara dan membuatnya menjadi dingin.
Fakta Sejarah Lawang Sewu |
2. Tata Letak Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang
Kompleks Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang terdiri dari dua bangunan; yaitu gedung A dan B serta C dan D, menghadap Jalan Pemuda.Gedung lawang sewu bangunan A menghadap bundaran Tugu Muda. Terdapat dua menara kembar di gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang A yang awalnya digunakan untuk menyimpan air, masing-masing dengan kapasitas 7.000 liter (1.800 US gal). Bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang ini memiliki jendela kaca patri besar dan tangga besar di tengahnya. Di bawah bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang terdapat sebuah lorong bawah tanah.
Gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang B terletak di belakang gedung lawang sewu A, setinggi tiga lantai dengan dua lantai pertama terdiri dari perkantoran dan yang ketiga adalah loteng. Bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang dengan jendela-jendela besar ini juga memiliki lorong bawah tanah yang berfungsi sebagai saluran air.
Di depan gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang berdiri Tugu Muda untuk memperingati Pertempuran Lima Hari.
Tata Letak Sejarah Lawang Sewu |
3. Arsitek Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang
Fakta Sejarah Lawang Sewu diarsiteki oleh Cosman Citroen, dari firma yang dibentuk arsitek senior J. F. Klinkhamer dan B. J. Ouëndag. Bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang ini dirancang dalam Gaya Hindia Baru, istilah yang diterima secara akademis untuk Rasionalisme Belanda di Hindia. Mirip dengan Rasionalisme Belanda, gaya adalah hasil dari upaya untuk mengembangkan solusi baru untuk mengintegrasikan preseden tradisional (klasisisme) dengan kemungkinan teknologi baru. Ini dapat digambarkan sebagai gaya transisi antara Tradisionalis dan Modernis serta dipengaruhi oleh desain Berlage.
Konstruksi dimulai pada tahun 1904 dengan bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang (A) yang selesai pada tahun 1907. Sisanya selesai pada tahun 1919. Awalnya digunakan oleh Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij, perusahaan kereta api pertama di Hindia Belanda.
Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda pada tahun 1942, tentara Jepang mengambil alih Sejarah Lawang Sewu di Semarang. Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara dengan eksekusi mati dilakukan di dalamnya. Ketika Semarang direbut kembali oleh Belanda dalam pertempuran di Semarang pada Oktober 1945, pasukan Belanda menggunakan terowongan yang mengarah ke gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang (A) untuk menyelinap ke kota. Pertempuran terjadi dengan banyak pejuang Indonesia gugur. Lima pegawai yang bekerja di lawang sewu sana juga gugur.
Setelah perang, tentara Indonesia mengambil alih kompleks. Bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang tersebut kemudian dioperasikan oleh Djawatan Kereta Republik Indonesia (DKARI). Pada tahun 1992 bangunan ini ditetapkan sebagai cagar budaya Sejarah Lawang Sewu di Semarang.
Fakta Sejarah Lawang Sewu |
4. Pelestarian Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang
Pada 2009, kompleks Sejarah Lawang Sewu di Semarang berada dalam keadaan mengenaskan. Simon Marcus Gower, dalam kolomnya di The Jakarta Post, menuliskan bahwa bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang tersebut "gelap dan tak terawat. Dinding putihnya dihitamkan oleh polusi dan penelantaran. Dindingnya terkelupas dan dipenuhi coretan-coretan vandal. Lumut pun tumbuh di sebagian besar bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang dan tikus menjadi penghuni celah-celah bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang."
Bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang ini kelak menjalani renovasi dalam rangka meningkatkan daya tarik wisata. Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo mengerahkan prajurit TNI untuk membantu renovasi; khususnya pada bagian luar gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang. Namun warga setempat kecewa dengan hasil renovasi tersebut karena dianggap menghilangkan keasliannya.
Pada tanggal 5 Juli 2011 gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang tersebut diresmikan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono. Namun, pada saat itu hanya bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang (B) yang dapat dikunjungi. Ia berharap bahwa peresmian ini menjadi daya tarik utama dalam menyukseskan program pariwisata pemerintah Jawa Tengah pada tahun 2013.
Gedung Sejarah Lawang Sewu di Semarang (B) kelak direncanakan untuk dijadikan perkantoran, pujasera, dan pusat kebugaran. Pada akhir 2013, Pemerintah Kota Semarang mengumumkan rencana untuk menghilangkan "citra seram" bangunan Sejarah Lawang Sewu di Semarang itu untuk menarik lebih banyak pengunjung. Hal ini dilakukan dengan cara menata kembali kawasan untuk kegiatan sosial dan budaya, beserta renovasi lanjutan bangunan. Pada saat itu, Sejarah Lawang Sewu di Semarang menarik rata-rata 1.000 pengunjung setiap hari.
Fakta Sejarah Lawang Sewu |
5. Legenda Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang
Sejarah Lawang Sewu di Semarang dikenal sangat angker karena ruangan bawah tanahnya pernah dijadikan tempat penyiksaan oleh serdadu tentara Jepang. Banyak wisatawan memasuki ruangan itu semata-mata untuk melihat hantu. Di antara hantu yang dilaporkan menghuni tempat itu adalah seorang Noni Belanda yang melakukan bunuh diri di dalam serta penampakan "hantu tanpa kepala",Lantai dasar gedung B di huni Kuntilanak, dan Pocong di tempat bak penyiksaan Penjara Jongkok.
Lorong Lawag Sewu |
Pada tahun 2007, sebuah film horor berjudul Lawang Sewu: Dendam Kuntilanak dirilis berdasarkan legenda urban itu. Film ini menceritakan tentang sekelompok siswa SMA dari Jakarta yang terjebak di Lawang Sewu setelah beberapa harus buang air kecil dan menampilkan hantu seorang noni Belanda, seorang pria yang bergerak dengan diberati bola berantai di kakinya, dan sosok kuntilanak.
Peta Kota Semarang :
Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang |
Baca juga artikel selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Fakta Sejarah Lawang Sewu di Semarang"