Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Industri, Ekonomi dan Perdagangan Masa Dinasti Song

Industri, Ekonomi dan Perdagangan Masa Dinasti Song - Pada zaman Dinasti Song ekonomi merupakan salah satu yang paling sejahtera dan maju pada abad pertengahan pada waktu itu. Dinasti Song telah menanamkan modalnya dalam perseroan terbatas dan perahu layar saat keuntungan dari perdagangan luar negeri dan domestik di sepanjang Terusan Besar Tiongkok dan Sungai Yangtze diperoleh.

Keluarga para pedagang dan bisnis swasta yang sangat penting telah diperbolehkan untuk menguasai industri yang tidak dimonopoli pemerintah. Industri swasta dan pemerintah sama-sama pentingnya dalam memenuhi kebutuhan rakyat Song. Pengrajin dan pedagang telah membentuk serikat, dan pemerintah harus berurusan dengan serikat tersebut pada saat membebani pajak, memerlukan barang, dan menetapkan upah minimum pekerja dan harga barang.

Industri besi telah ditekuni oleh wiraswasta yang mempunyai peleburan mereka sendiri dan pemerintah. Ekonomi Song mampu memproduksi lebih dari seratus juta kilogram (bernilai sekitar dua ratus juta pound) besi setiap tahunnya.

Lukisan Zhang Zeduan (1085–1145)

Lukisan Zhang Zeduan (1085–1145)

Penggundulan hutan besar-besaran di Tiongkok mampu dihentikan dengan adanya inovasi penggunaan batu bara daripada arang di tempat peleburan pada abad ke-11. Sebagian besar besi tersebut telah dimanfaatkan untuk membuat senjata dan untuk mempersenjatai pasukan, tetapi beberapa juga dipakai untuk menghasilkan barang yang telah diminta oleh pasar. Perdagangan besi di Tiongkok semakin diperkuat oleh pembangunan terusan baru yang bisa membantu pengiriman barang besi dari pusat produksi ke pasar besar di ibu kota.

Penghasilan tahunan Song dalam bentuk mata uang logam tembaga pada tahun 1085 telah tercatat sebesar enam miliar koin. Kemajuan paling penting dalam ekonomi Song ialah diprakarsainya percetakan uang kertas, yang juga disebut Jiaozi.

Untuk mencetak uang kertas, pemerintah telah mendirikan beberapa pabrik di kota Huizhou, Chengdu, Hangzhou, dan Anqi. Jumlah orang yang telah dipekerjakan dalam pabrik tersebut besar; pada tahun 1175, pabrik di Hangzhou tercatat mempekerjakan lebih dari seribu pekerja dalam satu hari.

Kekuatan ekonomi Dinasti Song sangat memengaruhi oleh ekonomi asing. Al-Idrisi dari Maroko pada tahun 1154 telah menulis kegagahan kapal pedagang Tiongkok di Samudra Hindia dan perjalanan tahunan mereka yang telah membawa besi, pedang, sutra, beludru, porselen, dan berbagai macam tekstil ke tempat seperti Aden (Yemen), Sungai Indus, dan Efrat (kini Irak).

Sebaliknya, orang asing juga telah memengaruhi ekonomi Tiongkok. Misalnya, banyak orang Muslim dari Asia Barat dan Tengah yang datang ke Tiongkok untuk berdagang, dan berperan penting dalam ekspor-impor, sementara beberapa di antaranya bahkan telah ditunjuk sebagai pejabat yang bertugas untuk mengawasi urusan ekonomi.

Perdagangan dengan Pasifik Selatan, dunia Hindu, dunia Islam, dan Afrika Timur untuk memperkaya para pedagang dan memacu pertumbuhan industri pembangunan kapal di Fujian. Tetapi, terdapat pula risiko dalam melaksanakan perdagangan luar negeri yang jauh. Untuk mengurangi risiko kerugian, menurut sejarawan Ebrey, Walthall, dan Palais:

Penanam modal Dinasti Song biasanya telah menanamkan modalnya di banyak kapal, dan masing-masing kapal mempunyai banyak penanam modal. Seorang pengamat juga memperhatikan bahwa hasrat untuk menanamkan modal di bidang perdagangan luar negeri telah menyebabkan arus keluar uang tembaga. 

Ia menulis, 'Orang di sepanjang pantai mengenal dengan baik pedagang yang berdagang di luar negeri, baik karena mereka adalah rekan sebangsa atau merupakan kenalan pribadi. Mereka memberikan para pedagang tersebut uang untuk membeli dan membawa kembali barang asing. Mereka menanamkan modal dari sepuluh sampai ratusan deret uang, dan seringkali mendapatkan keuntungan beberapa ratus persen.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Industri, Ekonomi dan Perdagangan Masa Dinasti Song"