Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah Perkembangan Agama Islam di Negara Iran

Sejarah Perkembangan Agama Islam di Negara Iran  - Terletak di sebelah barat daya Asia. Luasnya memapai 1.648 000 km dengan jumlah penduduk berdasarkan data statistik tahun 1419 H./l998 M. sebanyak 69.500.000 jiwa. Persentase pemeluk islam sebesar kurang lebih 98% (mayoritasnya adalah pengikut Syi'ah yang bermadzhab ltsna Asyari atau Ja'fari) yang merupakan madzhab resmi negara. Di sana terdapat sedikit pengikut Sunni, Nasrani. Yahudi, dan Zoroaster yang jumlahnya tidak lebih dari 2% . 

Kaurisy mendirikan pemerintahan Akhaminiyah di Persia pada tahun 559 S.M. Setelah mengalahkan pemerintahan Maidiyah. lalu menguasai Yunani pada masa Iskandar Macedoni (Alexander the Great) tahun 331 S.M. 

Lalu, kembali terjadi peperangan antara Persia dan Romawi (orang-orang yang menggantikan Yunani), yang sebelum masa islam tergolong kekaisaran terbesar di dunia, bersama dengan kekaisaran Romawi. 

Sejarah Perkembangan Agama Islam di Negara Iran

Setelah Perang Qadisiyah dan penaklukan Irak pada tahun 14 H./635 M. di masa Khalifah Umar Ibnul-Khaththab, kaum muslimin menjadikan Irak sebagai markas bertolaknya pasukan islam dalam menaklukkan negeri Persia dengan menaklukkan ibukota mereka Madain. 

Kemudian menaklukkan Jalaula yang merupakan kota terbesar mereka pada tahun 16 H.I637 M. Persia lalu menarik pasukannya ke garis kedua di Nahawand. Oleh karena itu, berakhirlah pertemuan dua pasukan besar ini (antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Nu'man bin Makran, kemudian Huzaifah bin Yaman dengan pasukan Persia yang dipimpin oleh raja mereka Yazdajir). 

Kemenangan besar berpihak pada kaum muslimin. Peperangan besar ini dikenal dalam sejarah dengan sebutan Ath Al-Futuh yang berakhir pada tahun 21 H./641 M. Setelah itu, kaum muslimin melebarkan sayapnya di negeri Persia yang luas. 

Masa kekuasaan Khalifah Umar lbnul-Khaththab belum juga berakhir, Persia seluruhnya telah berada di dalam genggaman kaum muslimin. Lenyaplah kekaisaran Persia yang agung, kemudian menjadi salah satu wilayah dari negeri-negeri kaum muslimin. 

Pemerintahan Saffariah muncul di Sajistan pada tahun 218 H./833 M. Kekuasaan mereka meluas hingga ke Khurasan dan seluruh timur Iran. 

Lalu, digantikan oleh Bani Ziyad, orang-orang Samaniyah, orang-orang Ghaznawiyah. Buwaihiyah, dan terakhir orang-orang Saljuk (yang menundukkan wilayah ini untuk mereka pada tahun 418 H./1027 M.). Kemudian tunduk pada Mongolia pada tahun 1220 M., Hulagu dari Tartar dan Timurlank yang mengikuti jejak mereka. Kemudian takluk oleh orangorang Turki antara tahun 797-891 H./l394-1436 M. 

Iran muncul sebagai sebuah negara pada abad ke-10 H./ 16 M., dengan keluarga Syafawiyah sebagai penguasanya (907-1148 H./ 1502-1735 M.) dan mengumumkan madzhab Syi'ah sebagai madzhab negara. 

Pada tahun 1135 H./ 1722 M., Iran dikuasai oleh orang-orang Afghanistan. Kemudian dikuasai oleh Nadir Syah yang mengusir orang-orang Utsmaniyah dan Rusia. Setelahnya diperintah oleh orang-orang Qa'ariyah (1779-1925 M). Pada tahun 1340 H/1921 M, Reza Khan Pahlevi melakukan kudeta dan mengambil kekuasaan, serta memaksakan peradaban Barat kepada Iran. 

Dia berdiri di belakang Nazi Jerman dalam Perang Dunia II. Lalu, tentara Inggris atau Rusia menguasai Iran pada tahun 1366 H./l 946 M., dan menyingkirkan Reza, lalu digantikan oleh anaknya Muhammad Reza. 

Pada tahun 1366 H./l 946 M. kekuatan-kekuatan asing keluar dari Iran. Pada tahun 1383 H./1963 M., Syah Muhammad Reza melakukan reformasi ekonomi di bawah kepemimpinan Khomaeni. Lalu, Khomaeni dibuang ke Irak, Syah lalu mengubah sejarah Islam di Persia. 

Dia menguasai tiga kepulauan di Teluk Arab (yang mengikuti pada pemerintahan emiratemirat). Bangkitlah perlawanan para tokoh agama menentangnya (dengan dipimpin oleh Ali Syariati dari dalam negeri dan Khomaeni dari luar negeri) yang memaksanya pergi dari negeri itu. Khomaeni lalu kembali ke lran dan memegang kekuasaan pada tahun 1399 H./1979 M. 

Baca juga di bawah ini

Setelah Khomaeni meninggal pada tahun 1989 M., diganti oleh Rafsanjani, Nur Khatami dan sekarang (ZOM-sekarang) Ahmadizacl yang menentang keras kebijakan Amerika Serikat dalam masalah nuklir.