Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjuangan Perkembangan Agama Islam di Negara Afghanistan

Perjuangan Perkembangan Agama Islam di Negara Afghanistan - Secara geografis, Afghanistan merupakan kawasan negara yang terletak di Timur Tengah. Dikatakan bahwa Afghanistan sebagai kerajaan yang terletak di Asia Tengah. Wilayah Afghanistan dibatasi di sebelah utara oleh U.S.S.R (Turkmen, Uzbek, dan Tadzhik Republik, Sosialis Soviet), sebelah barat dibatasi oleh iran, di sebelah timur dan selatan dibatasi oleh Pakistan bagian barat. 

Pada bagian timur laut bersentuhan dengan Sinkiang Uighur daerah swatantra Cina dan Hunza di Kashmir. Ibukota Afghanistan pada awalnya terletak di Kandahar namun akhirnya pindah ke Kabul. 

“Afganistan telah menjadi tempat lalu lintas bagi kekuatan sejarah dan agama-agama antara Eropa dan Asia sejak Alexander Agung. Demikian pula dengan Jengis Khan dan Timur Lengk, pernah melalui tempat tersebut. Agama Budha datang beriringan -ke sebelah barat dari India, Islam datang ke bagian timur dibawa dari Arabia. Banyak penduduk di daerah Transito mempunyai perselisihan internal di bawah pengaruh Inggris dan Rusia pada abad ke-19 dan setelah Perang Dunia II oleh U.S.S.R, komunis Cina dan Amerika. Secara eksternal dan tradisi di Afghanistan banyak hal yang termasuk kategori purbakala. 

Perjuangan Perkembangan Agama Islam di Negara Afghanistan

Dalam pandangan Asta Olesen, Afghanistan sebuah negeri yang berasal dari kelompok suku hingga menjadi sebuah negara sebagaimana negeri lainnya. Sebagaimana ia katakan berikut. 

''..Afghanistan is a state which was from a tribal confederacy into centralized state. For millenia, the area now called Afghanistan has been a crossroad of cultures, empires and people which has given rise to a turbulent history. The are has been part of many empires, some of which had spread out from there, such as the ghanavids (tent-elevent centuries) and the Ghurids (12 century)..''

Secara historis, sebelum berdiri Afghanistan, diketahui bahwa Nadir Shah setelah melakukan konsolidasi di Persia, Nadr Quli Beg memusatkan perhatian ke wilayah timur untuk menyerang Herat (wilayah Afghanistan). Pemirmin suku Abdali, Zulfikar Khan memohon bantuan kepada Kandahar kemudian Saidal Khan, pemimpin suku Ghilzai mengirimkan bantuannya. 

Dalam peperangan di Kafir Kila, dekat perbatasan Afghan, suku Afghan menderita kekalahan oleh penumpasan bangsa Persia pada tahun 1731. Nadir sendiri bersama pasukannya pada tahun 1732 menyerang kembali Hem. la menyerbu mati-matian, namun mengalami kekecewaan karena barisan kekuatan pasukan lawan memohon berdamai. 

Nadir dengan kesan peraih keberanian bicara kepada mereka dengan penuh rasa hormat, dan menarik pasukan tentara lawan menjadi barisan tentaranya. Ia terpilih menjadi Shah di Persia dengan nama Nadir Shah, pada tahun 1736. 

Pada tahun 1737, Nadir Shah datang dengan 80.000 orang tentara menyerbu Kandahar. Kota Kandahar dikuasai setelah dikepung selama satu tahun, kemudian Nadir mengalami pertentangan dengan Kerajaan Mughal di India. 

Dia menguasai Ghazni dan Kabu dan mendatangi India, menaklukkan tentara Mughal di Kamal, Delhi bagian utara pada tahun 1739. Kemudian ia menguasai ibukota dan mampu meraih tahta kekuasaan. Dari Afghanistan, ia melanjutkan perlawanan ke Persia. Namun, ia terbunuh di Khabushan pada tahun 1747. 

Setelah kematian Nadir Shah, kerajaannya mengalami perpecahan. Di Afghanistan, Ahmad Khan Abdali, bersama sejumlah 4.000 orang pengikut Afghan. memasuki Kandahar, Pada tahun 1747, ia terpilih sebagai Raja Afghan melalui majelis suku-suku. Dia mengubah nama suku dari Abdali menjadi Durani. 

Walaupun usianya baru 25 tahun, ia segera memproklamasikan dirinya sebagai penguasa tangguh. Ia menginginkan kepada penduduknya agar menjadikan Afghan sebagai bangsa yang kuat. Pada usia 25 tahun, ia tidak hanya membebaskan Afghan dari penguasa pihak luar, namun ia juga memimpin penaklukan sejak Meshed sampai Khasmir dan Delhi, serta dari Amu Darya sampai pantai Arabia. 

Kepopulerannya membuat ia menerima julukan (Father of The Nation). Ahmad Shah rneninggal pada tahun 1773. Sejak itu, penguasa Afghanistan terus berlanjut dengan adanya penguasa yang meneruskannya. 

Penduduk Afghanistan menurut perkiraan pada tahun 1961, ada 13.000.000 jiwa, terdiri dari 50% suku Afghan, termasuk Pathan (Indian asli), kemudian suku Durani (orang-orang Persia), suku Ghilzai (orangorang Turki), suku Ha'zar (ras Mongoloid), suku Kafir (orang-orang Yunani), dan suku Taf'ir. 

Bahasa yang digunakan yaitu Persian dan Pashto atau Pushtu sebagai bahasa resmi. Pashto awalnya sebagai bahasa ibu suku Pasthun, namun tahun 1936 menjadi bahasa nasional. Provinsinya ada tujuh provinsi besar, yaitu Kabul, Kandahar, Kataghan, Herat, Mazar-l-Sharif, Provinsi Timur, dan Provinsi Selatan, ditambah tiga provinsi kecil yaitu Farah, Maimanan. dan Badakhsan.

“Sejak abad 16 sampai 18, Afghanistan tidak memiliki identitas politik dalam negeri dan merupakan bagian dari Kerajaan Mughal di India dan Kerajaan Syafawi di Persia. Wilayahnya mencakup Kabul di utara sampai pegunungan Hindu Kush, Herat, dan Farah. Kandahar selama beberapa tahun diperselisihkan, namun suatu ketika Uzbek mampu mempengaruhi bagian utara dan barat. Secara berangsur-angsur mereka dapat mencapai tujuan kemerdekaan diikuti terbunuhnya penguasa Nadir Shah, yang memungkinkan tercapainya kemerdekaan di bawah penguasa Durani yang selanjutnya mendirikan Kerajaan Durani pada tahdn 1747.” 

Ringkasnya, sejarah berdirinya Afghanistan, menurut Asta Olesen, terbagi pada beberapa periode sebagai berikut :

a. 1880-1901 = Tribal State to Absolute Monarchy; 

b. 1901-1919 = Pan-Islamisme and Anti-Colonialisme; 

c. 1919-1929 = The Reform Policy of King Amanullah; 

d. 1910-1950 = Re-establishment of Social Order and Its Transformation;

e. 1950-1970 = The Struggle for Political Reform;

f. 1970-now = The Development of the Islamic Movement.

a. Kekuasaan suku pada perkembangan Afghanistan

Ketika kekaisaran Durani didirikan pada tahun 1747 seluruh konfederasi suku-suku Pashtun memilih Ahmad Khan Abdali sebagai Shah (raja). Negara dan pemerintahan pada hakikatnya bersifat kesukuan. Kepalakepala suku dikukuhkan pada tanah miliknya. 

Dalam Ensyclopedia Britanica dinyatakan, “The inhabitants of the modern state are divisible into four main ethics, or cultural group: the Pasthun (Fathan), the Tadzhik, the Uzbek, and the Hazard". 

Suku Pathan atau tepatnya Afghan kira-kira 60% dari jumlah penduduk, suku Tadzhik atau Tajiks merupakan etnik terbesar kedua sekitar 31%, diikuti suku Uzbek atau Usbegs sekitar 5%, dan Hazara 3%. Sisanya 1% terdiri atas orang yang beragama Hindu, Yahudi, Sikh, dan kumpulan unsur-unsur suku Asia Tengah. 


Kebanyakan penduduk Afghanistan menganut agama Muhammad (Islam). Namun, mereka terbagi ke dalam beberapa suku yang berbeda, yang datang dari tempat berbeda, serta memakai bahasa yang berbeda pula. Setelah melalui penaklukan, banyak tentara yang menetap di sana dan melangsungkan pernikahan, selanjutnya membentuk suku-suku baru.

Sebagian besar penduduk termasuk suku Durani. Orang Durani mengatakan bahwa mereka termasuk keturunan Yahudi dari budak Raja Nebuchadnezzar di Babylon, seribu tahun yang lampau, seperti diceritakan dalam buku Daniel dalam Bibel. 

Mereka mengatakan dirinya Bani Israel, yang berarti “anak/keturunan lsrael”. Namun, sebenarnya suku Durani datang ke Afghanistan dari Persia (negara yang sekarang dikenal Iran), mereka juga berbicara dengan bahasa Persi yang disebut Pushtu, yang menjadi bahasa resmi negara. 

Suku besar lainnya yaitu Fathan, sebenarnya datang dari india, dan suku Ghilzai termasuk sebagian orang Turki. Bersama dengan suku Durani, jumlah mereka setengah dari jumlah penduduk Afghanistan dan secara bersama-sama mereka dipanggil, orang Afghan. 

Adapun “istan” dalam Illustrated World Encyclopedia adalah nama yang mempunyai arti held by. Jadi, Afghanistan mempunyai arti land held bay the Afghan. Di antara suku yang terkecil, yaitu suku Hazar termasuk orang Mongol yang masuk ke Afghanistan melalui penaklukan kejam Jengis Khan. 

Ada juga suku kafir yang berasal dari Yunani, yang namanya mempunyai arti orang yang tidak percaya. suku tersebut tidak menganut agama Muhammad. Di sana ada pula suku Taftr yang merupakan suku terbam di Afghanistan. 

Mengenai Pathan dinyatakan dalam Lexicon Universal Encyclopedia sebagai berikut :

"The Fathan (Pashtun) people from the dominant ethnic and linguistic community, accounting for in the east and the south''. 

Berdasarkan pernyataan tersebut, diperkirakan suku Fathan lebih dan' setengah jumlah penduduk. Suku Pathan mendiami daerah timur dan selatan termasuk Herat dan Seistan. Kebanyakan orang-orang Tajiks atau Tadzhik mendiami Provinsi Berat dan Kabul. 

Suku Uzbeks mendiami daerah bagian utara dan Afghanistan Tengah. Adapun suku Hazara mendiami wilayah pegunungan Hazarat sebelah selatan jalur utama pegunungan Hindu Kush dan di wilayah barat Anardarra atau Gandarra perbatasan Iran. 

Kantor-kantor utama negara, dibagi-dibagi di antara suku yang berbeda-beda, dan'raja harus berkonsultasi dengan dewan yang beranggotakan sembilan kepala suku. Jadi, kekaisaran Durani mirip konfederasi sukusuku dan negara suku daripada monarki sentralisasi.  

Secara politis, struktur kekuasaan tidak berarti pada suku-suku yang membuat mereka mudah pecah dan sulit dikendalikan atau diarahkan dalam jangka panjang. Kepemimpinan suku, bergantung pada kualitas pemimpin daripada kepatuhan atau kesetiaan pada jenjang. 

Dalam pengertian formulasi Pashtun sendiri, Khan adalah mereka yang memberi makan rakilat. tidak ada Khan tanpa dastarkhwan, mereka pengikat simpul suku, karena itu siapa yang menyebut dirinya Khan.

Hal itu merupakan gambaran yang berhubungan dengan semua dimensi ke-Khan-an dalam pengertian tindakan dan sebutan. Sehubungan dengan suku-suku Pasthun yang membentuk militer sekaligus sebagai tulang punggung kerajaan. Monarki Afghan menentukan batasan kekuasaan yang sama sebagai kepala-kepala suku yang pada dasarnya egalitarian suku-suku Pasthun. 

Eksistensi kekuasaan sentral dipengaruhi struktur sosial dari suku-suku dengan memperkuat otoritas dan kekuasaan kepala-kepala suku secara ekonomis dan politis. Di lain pihak, reaksi suku-suku Pashtun terhadap kekuasaan sentral juga dipengaruhi oleh variasi penting dalam bentuk sosio-politik antarberbagai daerah.

Meskipun lebih 90% penduduk Afghan adalah muslim penganut Islam Sunni Hanafi, namun hukum Afghan setelah tahun 1747 tidak menuntut legitimasi hukumnya atas dasar teori Sultan Pious yang memberlakukan hukum muslim sejak abad ke-13 hingga abad ke-l4. 

Hal itu terjadi karena anggota suku Pashtun melihat konflik, karena dalam kenyataannya apa yang ada dalam Quran tidak ada dalam Khost dan apa yang ada dalam Khost tidak ada dalam Quran. Hal yang sama tidak berlaku bagi umat beragama yang menuntut pemberlakuan di antara anggota suku. 

Sejak tahun 1842, garis keturunan Mohammadzai dari Durani meme rintah Afghanistan dengan hukum-hukumnya. Jadi, terus-menerus menegaskan prinsip-prinsip keturunan bangsawan dalam keberlangsungan suksesi. 

Dengan semangat demokratis dan ajaran agama, Jirga mampu mempertahankan sentralisasi politik dan akomodasi secara konstan terhadap kepentingan regional terutama pembagian kekuasaan dalam membentuk negara bersatu dan modern. Pasthunwali yang menentukan batas-batas perilaku yang dapat diterima di dalam komunitas pemerintah dan hubungan antara suku sebagai upaya sentralisasi kekuasaan politik dan ekonomi.

b. Situasi keagamaan di Afghanistan

Walaupun Afghanistan merupakan salah 'atu pusat utama bagi penganut Budha. namun Islam telah menjadi dominasi sejak abad ke-10, bahkan Islam menjadi agama negara yang dianut mayoritas penduduk. Muslim Afghanistan banyak menganut madzhab Hanafi atau termasuk sekte Sunni. 

Suku Hazzarat dan sebagian kecil penduduk lainnya menganut Sekte Syi'ah. Penduduk Nuristan tunduk terhadap Islam ketika Amir Abdur Rahman Khan mengirim pasukan militer ke Gunung Valley pada tahun 1895. Sebelumnya. mereka termasuk kafir dan wilayahnya dinamakan kafiristan. 

Kedatangan Islam ke Iran dan Asia Tengah berlangsung cepat, namun ke pegunungan Hindu Kush agak lambat. Seperti kita ketahui pada abad ke-9 dan ke-10, kontrol dari pemerintah pusat Islam ke wilayah yang jauh sangat lemah hingga memungkinkan timbulnya dinasti lokal di Turki dan Iran. 

Salah satu dinasti baru yang muncul, yaitu Dinasti Tahiry yang wilayahnya mencakup Balkh dan Herat yang ada di Kerajaan Khurasan. Mereka berhasil didirikan bersama dengan dinasti pribumi Iran, yaitu Dinasti Syafawi. Dalam hal ini, Yakub (867-870) giat melawat Afghanistan.

Pada pertengahan abad ke-10, tokoh pembaharu Turki, yaitu Slave Alptigin dan Slave Sabuktigin menaklukkan Kabul dan lndus. Anaknya yaitu Mahmud Ghaznawi datang pada tahun 997 (abad ke-l0), ia gencar menaklukkan daerah bagian utara dan barat hingga seluruh wilayah Afghanistan ada dalam kekuasaannya. 

Ia juga berhasil menaklukkan Persi dan Hindi. Kekuasaannya membentang, dari Khurasan di Iran hingga Punjab. Pada abad ke-16 Islam tersebar ke berbagai pelosok. Walaupun Pasthunwali membentuk dasar-dasar ideologi negara Afghan sejak tahun 1747 sampai pertengahan abad ke-l9, tidak berarti Undang-undang Pasthunwali menjadi benmk ideologi utama yang menjadi rujukan etnis yang heterogen dan masyarakat yang tersebar luas. 

Keadaan ini tidak mengalami perubahan dalam Islam selama beberapa abad. Islam bukan saja bagian dasar hukum dan moral kemasyarakatan, akan tetapi menjadi penengah amran suku dan adat setempat, namun selama beberapa abad dipelajari dan menjadi satu bentuk kerja pendidikan. Konsekuensinya, setiap pendidik dan pelajar terlatih di bidang agama dan seluruh pegawai kantor umum menerima pengetahuan agama. 

Struktur keagamaan ditandai dengan adanya elemen sebagai berikut, Mullah Bashi, Syaikh Al-Islam, sadrs (chiefs, magistrates of the cities), qazi (judge) in all large town mufti. darugha (supervised the judicial process), dan Muhtasib (a mullah). 

“Kelompok utama keagamaan terdiri atas para ulama dan fuqaha, yang mempunyai kemampuan penge'tahuan keagamaan secara eksoteris, sayyid, dan khwajas; sufi yang mempunyai pengetahuan eksoteris yang selanjutnya membentuk thariqat dan para imam. Di antara sufi terbesar, yaitu Khwaja Abu Ismail Abdallah Anshari (1005-89) yang ada di Herat dan sufi Chishtiyya di kota Chist selanjutnya disebut thariqat chistiyya yang dibangun Khwaja Maudud Chisti abad ke-l2. Thariqat lainnya, yaitu 'thariqat Qadiriyah yang didirikan oleh Abdul Qadir Jailani (1777/78-1166) di Baghdad. Keluarga Jailani sering melangsungkan pernikahan dengan keluarga raja Afghan. Selain itu, ada pula thariqat Naqsabandiyah yang didirikan oleh Khawaja Sayyid Baha Ud-Din “Naqsband” Bokhara (1318-1339) yang mempunyai jaringan pusat sufi melalui Asia Tengah, yaitu di Herat, Balkh, dan Badakhshan sejak abad ke-14 dan ke-15 yang mempunyai pengaruh penting dalam kehidupan agama dan politik.” 

c. Perkembangan ekonomi Afghanistan

Afghanistan termasuk pemasok makanan, (kecuali teh dan gula), penghasil kapas dan wool sebagai bahan mentah yang sangat penting dalam industri mereka. Hasil pertanian Afghanistan lainya, yaitu gandum, padi, dan buah-buahan, serta penghasilan terpentingnya yaitu qarlul. 

Pendapatan nasional didapatkan dari hasil pertanian dan pajak rutin, juga dari keuntungan (profil) perdagangan, dan Bank Nasional Afghan. Pendapatan ini disalurkan untuk pertahanan dan pengembangan. 

Secara administratif, rencana pengembangan ekonomi negara dijalankan oleh Nadir Shah dan penasihatnya pada tahun“ 1932 dan berjalan seterusnya. Hal ini merupakan sebagian industrialisasi Afghanistan, termasuk pengerjaan instalasi hidroelektrik, pertumbuhan pabrik tekstil, penggunaan mesin penghasil gula beet mesin pemisah biji kapas, dan sejumlah rencana lainnya. 

Penjelasan di atas menggambarkan tujuan Afghanistan untuk memenuhi kebutuhan sendiri dalam negeri terutama komoditi tertentu yang sangat penting, serta untuk meningkatkan pendapatanya melalui hasil impor. 

Pada wakm yang bersamaan, pengawasan negara terhadap perdagangan dilakukan dengan mengatur peningkatan ekspor-impor, keseimbangan keuangan negara melalui Bank Nasional dan cabangnya baik dalam maupun luar negeri.

“Rencana lima tahun pertama (Repelita I) tahun 1956 telah dicapai pada tahun 1961. Repelita II dicapai tahun 1966 dengan berhasil pula membuat dam penampungan air serta saluran irigasi dan penggunaan mesin bagi kepentingan pertanian. Repelita III dimulai pada tahun 1967. Untuk selanjutnya, pembangunan direncanakan melalui Repelita-repelita secara berkesinambungan.''

Kebijakan pembangunan selama periode 1880-1919 dapat diuraikan berupa merkantilistik. Selama masa Amanullah, upaya-upaya telah dilakukan untuk merumuskan rencana-rencana usaha ekonomi swasta disertai perlindungan kekayaan swasta. 

Dalam konstitusi 1931 (pasal 12, 15, dan 17), dasar pembangunan ekonomi pasar telah diletakkan untuk pertama kalinya, setelah dilanda depresi besar, mencoba membuat penggantian pada dominasi perdagangan dan modal keuangan India dan modal Afghanistan setelah tahun 1930, perluasan penting dilakukan pada sektor komersial. 

Pada tahun 1934, didirikan Bank Nasional (Bank-I-Miili), kemudian sejumlah shirkat, dan perusahaan bersama telah dimulai. Pada shirkaz atau sistem monopoli, perusahaan mengendalikan 40-45%, saham dalam perusahaan itu, sedangkan sektor swasta hanya 55-60% saham. 

Shirkat sebagai sistem dimaksudkan untuk mengontrol produksi, menjamin modal investasi dan laba bagi investor, dan bagi pemerintah mempermudah sumber pendapatan. Kebijakan Laisse-Faire dilaksanakan negara dalam hal membangun hubungan komunikasi dan infrastruktur dalam negeri, mencari kredit, dan meningkatkan ekspor. 

Sementara yang lainnya terletak pada inisiatif swasta. Kebijakan ekonomi mendorong pertumbuhan perdagangan borjuis nasional, tetapi tidak memanfaatkan produsen yang mengalami penurunan laba karena kebijakan monolistik. 

Hanya dalam jumlah terbatas laba perdagangan diinvestasikan dalam usaha-usaha produktif, kebanyakan diinventasikan pada aktivitas komersial. Kebijakan perdagangan liberal pemerintah selama tahun 1930-an dan 1940-an, yaitu masa M. Nadir Shah dan masa M. Zahir Shah bahwa setiap industri lokal dimulai atau mampu bertahan hidup dalam arti bersaing; dengan produk-produk impor.

Masalah ekonomi, menurut George Lenzowski melebihi segalagalanya. Walaupun keseimbangan dolar dihimpun pada waktu perang, negeri itu pada dasarnya tetap miskin, dua per tiga penduduknya tinggal hidup di daerah pertanian dan di bukit-bukit yang agak tandus. 

Jadi, bila Afghanistan ingin mencapai kemajuan materi yang lebih besar, ia perlu mengembangkan ekspor lain, kecuali karakul dan buah-buahan. Ekspor karakul mengalami kemunduran yang serius setelah perang sebagai akibat persaingan dari Afrika Barat Daya dan Uni Soviet. 

Dalam keadaan begini, Afghanistan dengan penuh harap berbalik kepada AS yang memiliki pengetahuan teknik, kaya, dan secara politik tidak memihak. Pada tahun 1946, Afghanistan menggunakan Morrisan Knudsen Corporation dari Boise, Indaho, untuk melaksanakan berbagai proyek teknis seperti konstruksi jalan, jembatan, bendungan, pusat pembangkit listrik, dan saluran irigasi. 

Pada tahun 1948, Afghanistan dan Amerika meningkatkan hubungan diplomatiknya ke tingkat kedutaan besar (hubungan diplomatik antara kedua negara berlangsung sejak 1943). Pada tahun itu, menteri ekonomi Afghanistan, Abdul Mejid Khan, mengunjungi AS guna mencari pinjaman dari bantuan teknik dan kunjungannya berhasil. 

Pada tahun 1949, Bank Ekspor Impor AS memberikan pinjaman sebanyak $ 21.000.000 untuk keperluan pembangunan. Pemerintah Afghanistan juga memohon kepada Bank Dunia agar memberikan bantuan keuangan, dan tampaknya lembaga yang dipengaruhi oleh Amerika ini akan menyokong permintaan itu. 

Afghanistan diterima menjadi anggota PBB pada tahun 1946. Setelah itu, PBB terus memperhatikan perkembangan Afghanistan. Pada tahun 1950, misi ahli ekonomi dikirim dari Lake Succe: ke Kabul untuk menyelidiki kebutuhan-kebutuhan Afghanistan di bawah program bantuan teknik. 

d. Pemerintahan di Afghanistan 

Hingga tahun 1919, pemerintahan Afghanistan berbentuk Monarki Absolut. Kemudian Raja Amanullah Khan mengenalkan sistem pemerintahan demokrasi secara perlahan-lahan. Pada tahun 1931, konstitusi yang digunakan berbentuk Monarki Konstitusional dengan berdasarkan syariah (hukum Islam). 

Setelah Muhammad Zahir Shah (1933) mencapai kebiasaan, banyak kekuasaannya diletakkan berdasar sistem keluarga raja. Mengenai sistem pemerintahan ini, menurut Lexicon Universal Encyclopedia (1989) saat pemerintahan Afghanistan berbentuk Republik. yang membuat undangundang ialah Majelis Nasional, provinsinya dibagi menjadi 31 provinsi.

Pasal 4 konstitusi Afghanistan tahun 1923, yang dikutip oleh Olsen menyatakan, “In view extraordinary service rendered to the cause of progress and independence of the Afghan nation by His Majesty the King. the noble nation of Afghanistan pledges it self to the royal succesion of his line on the principle of male inheritance through selection to be made by His Majesty and by the people of Afghanistan. 

Perumusan ini bertentangan dengan konsep Islam, di mana legitimasi kekuasaan tetap pada pengertian kehendak Ilahi daripada kedaulatan rakyat. Pada rumusan ini, pengaruh sekulerisme dalam gaya Turki Muda sangat dominan. Karena itu, sejumlah kosesi dianugerahkan kepada islam. seperti pada lanjutan pasal 4: 

“Yang mulia raja menduduki singgasana dengan hak-hak istimewa bangsawan dan rakyat yang akan memerintah sesuai dengan prinsipoprinsip yang berlaku dalam syariat dan konstitusi, ia melindungi kemerdekaan negara dan mempertahankan kepercayaan bagi bangsanya. " 

Konsekuensinya, meskipun bangsa sumber legitimasi kekuasaan. namun tampaknya tidak mungkin menetapkan legalitas negara dan hukum terbebas dari Islam. Karena itu, dengan setengah hati mencoba memberikan aroma Islami bagi legitimsi dan tidak sebesar upaya Turki untuk menunjukkan ketertarikan kesatuan konsep-konsep negara dan agama dengan persepsi Islam, sebagaimana tulisannya dalam Siraj Al-Akhbar. 

Legitimasi diperoleh dari bangsa dan beberapa pilihan jenis kedaulatan rakyat. Karena kewajiban taat pada syariat harus dilayani dengan maksud menghilangkan ketakutan mereka (mayoritas penduduk). Model Raja Amanullah untuk legitimasi kekuasaan dapat dipandang sebagai kelanjutan dari upaya Amir Abdur Rahman dalam mengungguli model negara suku. 

Amir Abdur Rahman menaruh di depan keagamaan sebagai legitimasi kekuasaan alternatif untuk mendominasi model" negara suku. Raja Amanullah mencoba melampaui, bahkan model Islam, karena sasaran bukan hanya sentralisasi dan unifikasi, tetapi lebih dari itu, modernisasi dan pembangunan sesuai dengan jalur Eropa.

e. Pembangunan pendidikan di Afghanistan 

Amir Abdur Rahman membuka sekolah raja di Kabul. Pelajaran tentang jihad menjadi bahasan inti dalam kurikulum. Tujuan pendidikannya yaitu agar alumni atau output lembaga ini kelak menjadi qad zi dan mufti. Sejak tahun 1930, sistem pendidikan memakai sistem sekuler. Sepanjang tahun 1930-1940 pemerintah mendirikan sekolah di berbagai provinsi, yaitu: 

  • Dar Al-'Ulum-I “Arabia, Kabul (the former madrasa-I Quzat);
  • Madrasa-I Abu Hanifa, Kabul; 
  •  Fakhr Ul-Madares, Herat; 
  • Madrasa-I Jam-I Sharif, Herat; 
  • Madrasa-I Asadiya, Mazar-I Sharif; 
  • Madrasa-I Takharistan, Takhrar; 
  • Madrasa-I Abu Muslim, Eariyab; 
  • Madrasa-I Mohammadiya, Kandahar; 
  • Najm Al-Madares, Jalalabad; 
  • Dar Al-Ulum-I Ruhani, Paktia. 
Kurikulum yang dipakai yaitu difokuskan pada pengetahuan agama ditambah pengetahuan modern. Pengetahuan modern seperti matematika, fisika, dan geografi sangat diperlukan di madrasah pemerintah/negeri. 


f. Mujahidin dan Islam 

Setelah kegagalan pada tahun 1975, kepemimpinan Islam relatif tidak Jelas di Pakistan sampai dengan penggulingan Presiden Daud oleh musuh musuh Islam yang membangun kembali PDPA. Berkembanglah perlawanan terhadap rezim. 

Berbagai kelompok terorganisir muncul, baik di dalam maupun di luar Afghanistan yang berkelanjutan. Reorganisasi atau faksi-faksi baru kelompok-kelompok politik dari tahun 1960-an dan tahun 1970-an. Menurut Samimy, mereka terbagi ke dalam kategori utama berikut. 

1) Kelompok berorientasi religius, yang meliputi spektrum mulai dari konservatif/tradisionalis hingga Islamis reaksioner (Samimy mencatat kelompok ini ada 20 kelompok); 

2) Kelompok-kelompok demokratis nasional (ada 5 kelompok); 

3) Komunis non-Maskow dari berbagai bayangan (ada 11 kelompok). 

g. Pengaruh Inggris terhadap Afghanistan 

Pada tahun 1809, Afghanistan membuat perjanjian dengan Inggris untuk mencegah kemungkinan invasi Perancis atau Iran ke India. Tertariknya Inggris pada Afghanistan didasarkan atas pertimbangan strategi Inggris yang mempunyai kepentingan vital dalam melindungi daerah ini dari dominasi musuh.

Sejak Napoleon merencanakan invasi gabungan ke India bersama Rusna. Inggris telah menguasai Hindu Kush. Kebijakan Inggris mengakibatkan dua perang Afghan, pertama tahun 1839-1842 dan kedua tahun 1878-1879. keduanya disebabkan oleh kebijakan Afghan yang memihak pada Rusia dan tidak mau tunduk di bawah pengawasan inggris. 

Dalam perang pertama, Inggris menundukkan Kabul dan menangkap Dost.Mnhammed. sebrang Emir besar dan pendiri Dinasti Barakzai (cabang lain dari suku Durani). Setelah mengembalikan tahtanya, Inggris memastikan kenetralan Afghanistan dalam pertikaian antara Inggris dan Rusia. 

Dalam perang kedua. pro-Rusia, dan pada tahun 1789 membuat perjanjian Khiber Pass pada Inggris dan menerima pengawasan Inggris atas hubungan luar negerinya, dengan imbalan subsidi sebesar f60.000 setahun. 

Pecahnya gerakan anti-Inggris mempersulit pengaturan ini dan berakibat turunnya Yakub berberapa bulan kemudian. Pada 20 Juli 1880, penyelesaian akhir dicapai dengan pengganti Yakub, yaitu Abdur Rahman (1880-1901). 

Inggris menyerahkan kontrol atas negeri itu kepada Abdur Rahman dan mengungsikan pasukannya, tetapi tetap menentukan hubungan luar negeri Afghanistan dan berjanji akan memberikan bantuan terhadap agresi dari luar. 

Perjanjian ini ditegaskan 21 Maret 1905 oleh Emir Habibullah (1901-1919), Inggris pun menambah bantuannya menjadi f60.000 setahun. Afghanistan bebas dari pasukan Inggris dan menerima secara utuh kemerdekaan di dalam negerinya. Namun, penguasaannya yang bersahabat disubsidi oleh pemerintah India, dilarang berurusan dengan kekuasaan lain, kecuali Inggris. 

Kontrol Inggris terhadap hubungan luar negeri Afghanistan tidak disukai oleh Rusia. Namun, hal itu diterima oleh Inggris dalam perjanjian Inggris-Rusia (1907) yang menyatakan bahwa Afghanistan berada di luar pengaruhnya. 

Selama Perang Dunia I Afghanistan tetap netral, tetapi Emir Habibullah melanggar janji tidak berurusan menerima dan berunding dengan misi Jerman di bawah pimpinan Niedermayer dan Von Hentig. Namun, mengingat dekatnya kekuasaan India dan Inggris, Afghanistan tidak berani membuat aliansi dengan kekuatan sentral.

Pada tanggal 20 Februari 1919, Habibullah dibunuh. Keesokan harinya, adiknya Nasrullah Khan, pemimpin Partai Konservatif anti Inggris, diproklamasikan sebagai Emir baru oleh para mullah dan kepala suku. Pilihan ini mendapat tantangan dari anak Habibullah, yaitu Amanullah yang menjadi gubernur di Kabul. 

Dengan bantuan militer, ia menggulingkan Nasrullah. Amanullah naik tahta pada tanggal 27 Februari 1919. Langkah pertama yang diambil ialah menghukum mati Nasrullah dengan tuduhan terlibat pembunuhan ayahnya. 

Sebagian untuk membungkam oposisi di dalam negeri dan sebagian untuk memanfaatkan kelesuan Inggris setelah perang, Amanullah pada permulaan bulan Mei menyatakan jihad melawan Inggris dan memerintahkan tentaranya untuk menyerbu India. 

Perang Afghanistan ketiga (demikian perang itu disebut), sangat memalukan bagi Inggris. Perang itu terjadi karena ada kerusuhan dalam negeri di Punjab. Seorang nasionalis India, Obaydullah, yang dikenal karena hubungannya dengan Berlin dan Moskwa, menyatakan dirinya sebagai kepala pemerintahan provinsi di India. 

Di Peshawar, terjadi pemberontakan milisi pribumi dalam tentara Inggris meninggalkan pasukan dan dalam beberapa kasus bergabung dengan musuh. Sementara di sepanjang perbatasan Afghanistan, suku Pathan yang suka berperang berkumpul di sekitar Amanullah, Inggris tidak siap untuk menangani agresi ini karena telah melakukan demobilisasi pasca-perang, tetapi akhirnya berhasil menghimpun 140.000 tentara di perbatasan barat laut. 

Tentara ini, yang dibantu aksi aksi udara terhadap Kabul dan Jalalabad, pada bulan Mei berhasil memaksa tentara Afghanistan mundur ke wilayahnya. Amanullah menuntut gencatan senjata dan dikabulkan. Inggris yang pada saat itu berada pada posisi memasuki dan menduduki Afghanistan, sekali lagi tidak melakukannya. 

Inggris tidak bermaksud mencerai-beraikan negara Afghanistan karena ia ingin perang mempertahankannya sebagai penyangga antara India dan Rusia. Di samping itu, perang singkat ini telah memakan biaya “6.000.000 dari keuangan India, dan pendudukan militer akan menambah beban baru yang berat. 

Karena alasan ini, Inggris sepakat menandatangani Perjanjian Rawalpomdi dengan Emir (8 Agustus 1919). Walaupun menang, Inggris mundur dari posisi hak istimewanya dengan mengakui kemerdekaan dan ketidakbergantungan penuh pada Afghanistan dalam urusan dalam maupun luar negeri.

Selanjutnya, Amanullah mengklaim kemenangan atas Inggris. Pada tahun 1919. misi Afghan pergi ke Moskwa dan misi Soviet diterima di Kabul. Obaydullah, Machendra Pratap. Barkatullah, dan golongan revolusioner India lain yang berhubungan dengan Komite Revolusioner PanHindu yang didukung Soviet di Tashkent mendirikan pangkalan depan di wilayah Afghanistan. 

Amanullah menolak permohonan British untuk mengusir mereka. Ia kemudian mengundang jenderal Turki. Jamal Pasha, yang dikenal anti-Inggris. untuk mengorganisasi kembali angkatan perang Afghanistan. 

Kehadiran Jamal Pasha di Kabul menggairahkan sikap dan kegiatan 'anti-lnggris. Orang Afghan merasa memiliki keyakinan diri sehingga meminta Inggris agar mengubah perjanjian Sevres sehingga menguntungkan bagi Turki. 

Afghanistan dan Soviet menandatangani perjanjian persahabatan pada tangal 28 Februari 1921, yang menetapkan pertukaran diplomatik dan pembukaan konsulat Soviet di Herat, Maimena, Mazar-I-Sherif, Kandahar, dan Ghazni; subsidi tahunan sebesar 1 miliar rubel emas dan suplai amunisi ke Afghanistan, transfer Panjdeh ke Afghanistan, dan pembuatan saluran telegraf yang menghubungkan Kuskh-Herat-Kandahar-Kabul. 

Perjanjian ini merupakan salah satu dari serangkaian perundingan yang dilangsungkan bersamaan oleh Rusia dengan tetangga-tetangganya di sebelah selatan yang diusahakan persahabatannya. Hal itu merupakan penolakan terhadap Inggris, yang waktu itu tidak mempunyai perwakilan diplomatik di Kabul, dan hal ini mengukuhkan kembali kemerdekaan Afghanistan. 

Ketika perjanjian ini dirundingkan, misi diplomatik Afghanistan melakukan perjalanan ke berbagai ibukota Eropa guna mendapat pengakuan, mengundang para teknisi asing, dan mencoba mengadakan hubungan dagang. 

Kebebasan dari kontrol tradisional ini menjengkelkan Inggris, dan ketika kunjungannya di London, delegasi Afghanistan meminta mengadakan perundingan dengan Biro Luar Negeri, bahkan dengan Biro India, mereka diusir dengan kasar oleh Menlu Lord Curzon yang marah. 

Kemampuan Amanullah memainkan Rusia melawan Inggris menjadi satu kegembiraan, ketika ia mengetahui penaklukan Soviet atau Bukhara dan ancaman kasar yang diterima penduduk Asia Tengah dari kaum Bolshevik. 

Pada tanggal 22 November 1921, ditandatangani perjanjian baru, yang mengukuhkan perwakilan diplomatik dan pendirian konsulat Inggris, memberikan transit dan fasilitas pabean di India bagi Afghanistan, dan menjanjikan kerja sama timbal-balik guna memelihara perdamaian kesukuan di daerah perbatasan. 

Atas desakan Inggris, Amanullah setuju untuk tidak mengizinkan pendirian konsulat Soviet di Ghazni dan Kandahar, dua kota yang berbahaya karena dekat dengan perbatasan India. Di pihak lain, untuk menghormati keinginan Amanullah, perjanjian itu ditandatangani atas nama pemerintah Inggris dan tidak atas nama India, dan Inggris untuk menyapanya dengan His Majesty (Sri Baginda).

h. Hubungan Afghanistan-Soviet 

Amanullah lebih condong pada Rusia daripada Inggris. Pada l Maret dan 22 Juni 1921, ia mengadakan perjanjian persahabatan dengan Iran dan Turki, masing-masing membuka pintu bagi masuknya para pejabat, guru, dan ahli-ahli lain dari Turki. Saat itu, Turki sedang giat bekerja sama dengan Soviet, dan hubungannya dengan Inggris tidak baik. 

Amanullah memberi izin pendirian cabang dari Soviet State Trading Company (Vneshtorg), mempertimbangkan konsesi bagi pendirian Bank Negara Soviet, menerima jasa para ahli Rusia dalam survei dan pembangunan jalan, menggunakan tiga puluh instruktur Soviet dalam angkatan udara Afghanistan, dan mengizinkan pelatihan pilot Afghanistan di Tashkent. 

Pada tahun 1926, ia dan Rusia menyepakati pakta netralitas dan nonagresi yang diikuti pada tahun 1927 dengan perjanjian untuk mengadakan hubungan udara antara Tashkent dan Kabul. Ia juga membuka perundingan perundingan untuk perjanjian dagang. 

Amanullah tidak begitu saja memberikan diri dan jiwanya pada Rusia. dalam beberapa peristiwa ia dan kebijakannya tidak searah. Ambismya ialah agar dianggap sebagai pembela islam dan pahlawan kemerdekaan nasional yang tidak cocok dengan pola penaklukan Soviet terhadap tetangga-tetangganya, ke-Khan-an. 

Bukhara, dan Khiva. Emir Bukhara yang dapat menyelamatkan jiwanya dari pemerintah Bolshevick, mencari perlindungan di wilayah Afghanistan. Amanullah tidak hanya menolaknya. tetapi mendukung aktif pemberontakan basmachi. yang pada tahun 1922 secara serius menghancurkan kekuasaan Soviet di Asia Tengah. 

Dalam hal ini, Amanullah bermaksud mendirikan Konfederasi Asia Tengah di bawah pimpinannya. Untuk maksud ini, dia mengadakan hubungan dengan pemimpin Pan-Turanisme, Enver Pasha, Soviet menuntut deklarasi netralisasi dan penarikan pasukan dari wilayah-wilayah perbatasan. 

Amanullah menurut dan kematian Enver segera mengakhiri rencana para pemimpin itu mengenai Asia Tengah. Gerakan basmachi terus berlanjut hingga tahun 1931. 

Pada tahun 1925, terjadi perselisihan antara Afghanistan dan Soviet mengenai sebuah pulau di Oxus karena menganggap masalah tersebut tidak penting, pemerintah Soviet menyerahkan haknya kepada Afghanistan dan menarik pasukannya. 

Dengan sikap sombong yang khas. pemerintah Amanullah mengklaim kemenangan besar diplomatik. Perjanjian tersebut sesungguhnya disengaja oleh Rusia guna memastikan keberhasilan diplomatik yang segera membuka jalan bagi perjanjian netralitas dan perjanjian udara. 

Dengan mengacu pada konflik Timur Barat, perlu ditunjukkan bahwa Rusia tidak begitu tertarik pada Afghanistan. ia hanya memperlakukan negara ini sebagai jalan alternatif untuk invasinya ke India pada tahu 1950-1951. Tampaknya ia cenderung untuk mengepung india dari Timur, melalui Cina dan Burma. Hal ini menjelaskan mengapa terjadi kelalaian di Front Afghanistan. 

Rusia selalu menganut kebijakan penetrasi yang lambat. tetapi pasti. Pertama, ia memanfaatkan sikap Amanullah yang anti-Inggris guna meluaskan berbagai bentuk kerja sama. Penguasa yang tidak stabil itu menerimanya untuk mengimbangi pengaruh inggris. 

Kedua, Soviet sangat pandai memanfaatkan kenyataan bahwa daerah utara Afghanistan didiami penduduk minoritas berbahasa Turki, yang dipisahkan dari saudara saudaranya yang dikuasai oleh Soviet oleh perbatasan buatan yang kurang terlindungi. Soviet sangat memperhatikan Wilayah di Asia Tengah. Sementara pemerintah Kabul kurang memperhatikan perkembangan Turkistan. Afghanistan. 

Oleh karena itu. Soviet menemukan ladang subur bagi propagandanya. Propaganda Soviet harus mengatasi kesulitan akibat perlakuan kasar para pedagang Afghan dan India di Bukhara dan Taskent oleh kaum Bolshevik. Berita ini memperburuk citra Soviet. 

Sementara itu. propaganda prinsip komunis berjalan seret terhadap suku primitif T urkoman, T ajik, dan Uzbek yang berbatasan dengan Afghanistan. Moskwa berhasil memperoleh komentar yang menguntungkan karena menawarkan pembangunan jalan raya dan kereta api, hubungan telegraf, dan peningkatan hubungan dagang dengan Afghanistan. 

Sambungan kereta api Soviet ke Kushk dan Terme: di perbatasan Afghanistan, memperlancar perdagangan kedua negara dan tujuan strategi Soviet. Isi propaganda Soviet ialah mendorong tumbuhnya gerakan otonom atau separatis yang dapat digunakan sebagai tombol untuk menekan pemerintah Afghanistan bila diperlukan. 

Sementara itu, penetrasi ekonomi Soviet akan membuat provinsi-provinsi utara Afghanistan lebih bergantung pada Rusia. Situasi demikian menyerupai apa yang terjadi di Iran Utara, dan dalam kedua kasus tersebut ibukota negara dan provinsiprovinsi utara terpisah oleh pegunungan sehingga provinsi-provinsi itu jatuh ke tangan Rusia. 

Ketika Amanullah menyadari situasi ini, ia tidak menganggapnya cukup berbahaya untuk segera mengambil tindakan atau bersekutu dengan Inggris. Sebaliknya, ia memutuskan perhatiannya terhadap perbatasan yang bergerak di sebelah selatan yang didiami penduduk asli suku Fathan. Daerah suku ini dibagi oleh garis Durand yang menjadi perbatasan antara India dan Afghanistan. Keganjilan lain ialah wilayah Pathan tidak termasuk ke dalam batas administratif pemerintah India. 

Uraian tentang Afghanistan di atas lebih dititikberatkan pada aspek peradaban. Namun demikian, yang disebut sejarah tidak pernah lepas dari rangkaian peristiwa. Karena itu, uraian di atas lebih banyak bersifat naratif dan desktiptif daripada interpretatif. 

Akan tetapi, saat ini negara Afghanistan tinggal menunggu kenangan setelah dihancurkan oleh Amerika Serikat tidak kurang dari 1 bulan. Penyerangan dengan alasan mencari seorang teroris, Osama bin Laden.

Baca juga di bawah ini

Nasib malang menimpa semua lapisan masyarakat Afghanistan. Mereka hanya tinggal melihat puing-puing kehancuran sambil berharap, mungkin ada kemajuan di Afghanistan pasca-dibombardir Amerika Serikat.