Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Konsep Seni Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Turki Utsmani Abab ke-17

Konsep Seni Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Turki Utsmani Abab ke-17 

Walaupun di bidang politik dan ekonomi banyak kemunduran, namun pada abad ke-l7, Kerajaan Turki Utsmani masih mengalami kemajuan dalam bidang budaya dan seni. Di bidang syair yang menonjol pada abad ke-17 adalah Nefi' dan Syekh Al-lslam Zekeria Zade Yahyat Efend. 

Dalam bidang sastra, prosa Kerajaan Utsmani pada masa tersebut melahirkan dua tokoh, yaitu Katip Celebi dan Evia Celebi. Katip Celebi mengarang buku Kasf al-Zunun fi Asmaailkutub wal Punun. Sementara Evia Celebi mengarang buku Seyahatname (Syafiq A. Mugni, 1997: 87-8). Pada abad ke-17, subur dengan karya populer yang berbentuk puisi dan cerita. 

Dalam kaitannya dengan masalah ilmu pengetahuan dan teknologi Kerajaan Turki Utsmani mengalami banyak kemandegan. Pada masa ini, filsafat, ilmu sejarah, astronomi, kedokteran, mekanik, dan lain-lain tidak berkembang, sementara di Eropa pada saat itu mengalami kemajuan. 

Konsep Seni Budaya, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Turki Utsmani Abab ke-17

Kerajaan Utsmani kurang berhasil dalam lPTEK disebabkan hanya mengutamakan kekuatan militer. Kekuatan militer tidak diimbangi oleh kemajuan ilmu dan teknologi, tidak sanggup menghadapi persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju dan canggih (Yatim, 1997: 168). 

Kemandegan ilmu pengetahuan dan teknologi Kerajaan Utsmani ada kaitannya dengan perkembangan metode berpikir yang kolot dan tradisional, di kalangan ulama mereka cenderung menutup diri dari pengaruh kemajuan Eropa dan ini juga diakibatkan dengan menurunnya semangat berpikir bebas akibat pemahaman tasauf. 

Demikianlah keadaan IPTEK Turki Utsmani, pada akhirnya Turki Utsmani runtuh karena banyak diserang oleh Eropa yang didukung dengan kecanggihan yang terus-menerus berkembang di tengah-tengah mereka. Uraian di atas disimpulkan bahwa karakteristik dunia Islam pada abad ke-17 tertumpu pada tiga kerajaan besar, yaitu Kerajaan Syafawi di Persia, Mughal di India, dan Turki Utsmani di Turki dengan dua periode.

Periode 1500-1700 merupakan fase kemajuan Islam tiga kerajaan besar. Di masa itu, kemajuan Konstantinopel jatuh ke tangan Turki dan kemajuan ekspansi Islam ke Eropa Timur berjalan lancar sehingga kota Mina beberapa kali terancam jatuh pada tahun 1529 dan 1530. Kerajaan Syafawi di Persia menjadikan aliran Syi'ah sebagai madzhab resmi dari kerajaan, dan semenjak itu sampai kini Iran adalah pusat aliran Syi'ah. 

Kerajaan Utsmani mengambil bentuk Sunni, dan pertentangan antara Sunni dan Syi'ah merupakan gangguan dalam politik internasional Islam yang dieksploitasi oleh Eropa yang pada masa itu telah mulai bangkit, untuk memperlemah serangan-serangan di Eropa Timur. Kerajaan Mughal di India berusaha memperkecil pertentangan antara Sunni dan Syi'ah. 

Masing-masing dari ketiga kerajaan tersebut mempunyai masa kejayaan sendiri terutama dalam bentuk literatur dan arsitek. Masjid-masjid dan gedung-gedung indah masih dapat dilihat di Istambul. Turki, Hibris, Asfahan, dan kota-kota lain di Iran dan New Delhi di India. 

Perhatian pada ilmu pengetahuan kurang sekali dan ilmu pengetahuan di seluruh dunia Islam memang merosot, tarekat terus-menerus mempunyai pengaruh besar dalam hidup umat Islam, dengan timbulnya Turki dan India sebagai kerajaan besar, di samping bahasa Arab dan Persi. bahasa Turki dan bahasa Urdu mulai muncul Sebagai bahasa penting dalam Islam. Kedudukan bahasa Arab untuk menjadi bahasa persatuan bertambah menurun. 

Kemajuan Islam II hanya merupakan kemajuan dalam lapangan politik dan jauh lebih kecil dari kemajuan Islam I. Namun demikian, perkembangan politik cukup signifikan pada masa itu. Seperti diketahui. Islam sebagai kekuatan politik internasional, cepat meluas daerah kekuasaannya keluar Semenanjung Arabia sehingga mencakup Suria, Palestina, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, dan pulau-pulau Laut Tengah, seperti Sisilia, di barat, Mesopotamia (Irak), Persia, Asia Tengah, dan India di timur. 

Pada saat itu, barat mulai bangkit, terutama dengan terbukanya jalan ke pusat rempah-rempah dan bahan mentah di Timur Jauh melalui Afrika Selatan dan dijumpainya Amerika oleh Colombus pada tahun 1492. 

Periode 1700-1800 merupakan fase kemunduran dan merupakan kemunduran Islam II pada masa itu, Kerajaan Utsmani terpukul di Eropa, Kerajaan Syafawi dihancurkan oleh serangan-serangan suku bangsa Afgan. daerah kekuasaan Mughal di India terpencil oleh serangan rajaraja India, kekuatan militer dan politik, dagang, dan ekonomi umat Islam menurun. 

Karakteristik yang terjadi pada masing-masing tiga kerajaan besar itu berbeda-beda. Di dua kerajaan besar, yaitu Syafawi dan Mughal pada abad ke-17 banyak mengalami kemajuan di bidang politik, sosial. ekonomi, seni budaya maupun di bidang ilmu pengetahuan. Namun, di Kerajaan Turki Utsmani yang terjadi sebaliknya. Kerajaan ini pada abad ke-17 mengalami banyak kemunduran khususnya di bidang politik. ekonomi, ilmu pengetahuan. dan teknologi. 

Secara spesifik, karakteristik Islam pada abad ke-7 ditandai dengan ketertutupan (psikologi orang bangkrut) yang sebelumya jaya. Islam lebih bersifat reaksioner terhadap kemajuan Barat, perpecahan internal masih tetap kental antarumat Islam.

Baca juga di bawah ini :