Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perang Salib Kedua Tahun 1145–1149

Perang Salib Kedua  Tahun 1145–1149

Perang Salib Kedua Tahun 1145–1149 ialah perang salib kedua yang telah dilancarkan dari Eropa. Perang itu awal mulanya akibat jatuhnya County Edessa pada tahun sebelumnya. Edessa ialah negara tentara salib yang pertama kali didirikan selama Perang Salib Pertama tahun 1095–1099, dan juga negara yang pertama kali runtuh. Perang Salib Kedua diumumkan oleh Paus Eugenius III, dan merupakan Perang Salib pertama yang dipimpin oleh raja-raja Eropa, seperti Louis VII dari Prancis dan Conrad III dari Jerman, dengan kekuatan bantuan dari bangsawan-bangsawan Eropa penting lainnya. 

Pasukan-pasukan kedua raja itu telah bergerak menyeberangi Eropa secara terpisah dan sedikit terhalang oleh kaisar Romawi Timur, Manuel I Comnenus. Sesudah melewati Bizantium dan memasuki Anatolia, pasukan-pasukan kedua raja itu telah ditaklukkan oleh tentara Seljuk. 

Louis, Conrad, dan sisa dari pasukannya telah mampu keberhasilan mencapai Yerusalem dan melancarkan serangan yang "keliru" ke Damaskus pada tahun 1148. Perang Salib di Timur mencapai kemenangan. Kegagalan ini memicu jatuhnya kota Yerusalem dan Perang Salib Ketiga pada akhir abad ke-12.

Tentara Salib

Perang Salib

Tentara salib yang bisa mencapai kemenangan ialah gabungan tentara salib Flandria, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan Jerman. Mereka berlayar menuju Tanah Suci. Di tengah perjalanan, tentara itu berhenti dan membantu bangsa Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Sementara itu, Perang Salib Utara dikobarkan sebagai upaya untuk mengubah orang-orang yang menganut paganisme menjadi beriman Kristen, dan mereka harus berjuang selama berabad-abad.

Sesudah meletusnya Perang Salib Pertama dan Perang Salib tahun 1101, ada tiga negara tentara salib yang berdiri di timur, yaitu Kerajaan Yerusalem, Kepangeranan Antiokhia, dan County Edessa. County Tripoli didirikan pada tahun 1109. Edessa ialah negara yang secara geografis terletak paling utara dari keempat negara ini, dan juga merupakan negara yang paling lemah serta hanya mempunyai sedikit penduduk. 

Oleh karena itu, daerah ini sering diserang oleh negara-negara Muslim seperti Ortoqid, Danishmend, dan Seljuk. Baldwin II dan Joscelin dari Courtenay ditangkap akibat kekalahan mereka dalam Pertempuran Harran tahun 1104. Baldwin dan Joscelin ditangkap kedua kalinya pada tahun 1122, dan meskipun Edessa telah kembali pulih setelah Pertempuran Azaz pada tahun 1125, Joscelin wafat dalam pertempuran pada tahun 1131. 

Penerusnya, Joscelin II, terpaksa akhirnya bersekutu dengan kekaisaran Romawi Timur, tetapi, pada tahun 1143, Kaisar Romawi Timur, John II Comnenus dan Raja Yerusalem Fulk dari Anjou,  telah meninggal dunia. Joscelin juga bertengkar dengan Count Tripoli dan Pangeran Antiokhia, sehingga Edessa tidak mempunyai sekutu yang kuat.

Sementara itu, Zengi, seorang Atabeg dari Mosul, merebut Aleppo pada tahun 1128. Aleppo merupakan kunci kekuatan di Suriah. Baik Zengi maupun raja Baldwin II telah mengalihkan perhatian mereka ke arah Damaskus. Sayangnya, Baldwin bisa ditaklukan di luar kota tersebut pada tahun 1129. Damaskus yang telah dikuasai oleh Dinasti Burid, selanjutnya bersekutu dengan raja Fulk ketika Zengi telah mengepung kota Damaskus pada tahun 1139 dan tahun 1140.

Pada waktu akhir tahun 1144, Joscelin II telah bersekutu dengan Ortoqid dan menyerang Edessa dengan hampir seluruh pasukannya untuk membantu Ortoqid melawan Aleppo. Zengi, yang hendak mengambil kesempatan atas wafatnya Fulk tahun 1143, dengan cepat bergerak ke utara untuk mengepung Edessa, yang akhirnya berhasil menguasai setelah sebulan pada tanggal 24 Desember 1144. 

Manasses dari Hierges, Philip dari Milly dan lainnya telah dikirim dari Yerusalem untuk membantu, tetapi mereka sudah terlambat. Joscelin II terus menguasai sisa wilayah Edessa dari Turbessel, tetapi sedikit demi sedikit sisa daerah tersebut akhirnya bisa direbut atau dijual kepada Bizantium. Zengi sendiri dipuji sebagai "pelindung kepercayaan" dan al-Malik al-Mansur, "raja yang berjaya". 

Dia tidak menyerang sisa teritori Edessa, atau kerajaan Antiokhia. Peristiwa di Mosul memaksanya untuk pulang, dan dia sekali lagi mengalihkan perhatiannya pada Damaskus, tetapi dia malah dibunuh oleh seorang budak pada tahun 1146 dan digantikan oleh anaknya, Nuruddin. Joscelin berusaha untuk merebut kembali wilayah Edessa dengan terbunuhnya Zengi, tetapi Nuruddin mampu menaklukkannya pada November 1146.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Perang Salib Kedua Tahun 1145–1149"