Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perdikkas Pengganti Pendiri Kerajaan Setelah Aleksander Agung

Perdikkas Pengganti Pendiri Kerajaan Setelah Aleksander Agung 

Sesudah Aleksander mangkat di Babilon pada tahun 323 SM, telah terjadi krisis pergantian kekuasaan karena para jenderalnya ingin berkuasa. Pada awalnya, Perdikkas telah memimpin kekaisaran peninggalan Aleksander Agung sebagai wali untuk saudara tiri Aleksander, Arrhidaios, yang telah dinamai Philippos III dari Makedonia. 

Perdikkas lalu kemudian menjadi wali juga untuk putra Aleksander yang masih bayi, yaitu Aleksander IV dari Makedonia, dalam kandungan ketika ayahnya mangkat. Perdikkas telah menunjuk Ptolemaios, salah satu jenderal terdekat atau tangan kanan Aleksander, untuk menjadi satrap (gubernur) di Mesir. 

Philippos II

Philippos II

Ptolemaios telah berhasil memimpin Mesir sejak tahun 323, dan telah diresmikan pemerintah di bawah kekuasaan Philippos III dan Aleksander IV, yang berkuasa bersama-sama. Namun tetapi, kekaisaran peninggalan Aleksander Agung mulai terpecah belah dan Ptolemaios mengangkat dirinya menjadi pemimpin tertinggi di Mesir. 

Perdikkas telah berusaha untuk menghentikan Ptolemaios dan menyerang Mesir pada tahun 321, tetapi dia malah kalah dan dipukul mundur oleh Ptolemaios. Ptolemaios lalu akhirnya memperkokoh posisinya di Mesir dan daerah sekitarnya selama Perang Diadokhoi yang berlangsung antara 322 SM - 301 SM. 

Pada 305 SM, Ptolemaios menggelari dirinya sebagai Raja Mesir dengan nama Ptolemaios I Soter ("Ptolemaios I Sang Penyamat"). Dia mendirikan Dinasti Ptolemaik yang berkuasa di Mesir selama hampir kurang lebih 300 tahun.

Pada semua pemimpin dinasti Ptolemaik yang pria telah menamai diri dengan nama "Ptolemaios", sementara itu putri dan permaisurinya dijuluki dengan nama Kleopatra, Arsinoe atau Berenike. Karena raja-raja Ptolemaios telah mengadopsi adat Mesir Kuno dengan menikahi saudari mereka sendiri, maka banyak raja yang berkuasa berdua bersama pasangan mereka, yang masih berasal dari keluarga kerajaan. 

Kebiasaan itu telah membuat dinasti Ptolemaik sangat bersifat inces dan mengakibatkan para pemimpin Ptolemaik pada masa berikutnya menjadi lemah dan rapuh. Ratu Ptolemaik yang secara resmi telah berkuasa sendirian hanyalah Berenike III dan Berenike IV. 

Kleopatra V memerintah berdua, tetapi bersama perempuan, yaitu Berenike IV. Kleopatra VII secara resmi memerintah berdua dengan Ptolemaios XIII Theos Philopator, lalu kemudian dengan Ptolemaios XIV, lalu dengan Ptolemaios XV, akan tetapi sebenarnya dia berkuasa sendirian.

Ptolemaios-Ptolemaios pada masa awal tidak akan mengganggu kegiatan agama dan tradisi bangsa Mesir, mereka bahkan telah membangun mendirikan kuil-kuil baru yang indah untuk dewa-dewa Mesir Kuno dan dengan cepat mengadopsi penampilan para Firaun terdahulu. 

Pada masa pemerintahan Ptolemaios II dan Ptolemaios III, ribuan veteran Yunani telah diberi ladang pertanian di Mesir, dan banyak orang Yunani yang tinggal di koloni dan garnisun atau bermukim di desa-desa di seluruh Mesir. Mesir Hulu, yang jauh dari pusat pemerintahan, tidak bisa menerima pengaruh itu dengan cepat, walaupun Ptolemaios telah mendirikan koloni Ptolemais Hermiou sebagai ibukotanya. 

Tetapi dalam waktu satu abad, pengaruh Yunani telah berhasil menyebar di Mesir dan pernikahan antara orang Yunani dan orang Mesir banyak menghasilkan kaum Yunani-Mesir yang terdidik. Walaupun demikian, orang Yunani tetap menjadi kaum minoritas yang mampu mendapatkan keistimewaan di Mesir masa Ptolemaik ini. 

Orang-orang Yunani berada di bawah hukum Yunani, menerima pendidikan Yunani, diadili di pengadilan Yunani, dan merupakan warga negara kota-kota di Yunani. Sementara itu orang Mesir tidak banyak yang tertarik terhadap level yang tinggi dari kebudayaan Yunani.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Perdikkas Pengganti Pendiri Kerajaan Setelah Aleksander Agung"