Manfaat Sungai Nil Untuk Pertanian di Mesir
Manfaat Sungai Nil Untuk Pertanian di Mesir
Kondisi tanah di tepi sungai Nil yang subur telah membuat bangsa Mesir bisa memproduksi banyak makanan, dan menghabiskan banyak waktu dan sumber daya dalam untuk pencapaian budaya, teknologi, dan artistik. Pengaturan tanah yang sangat penting di Mesir Kuno karena nilai pajak berdasarkan jumlah tanah yang dimiliki seseorang.
Di Mesir pertanian sangat bergantung kepada siklus sungai Nil. Bangsa Mesir mengenal tiga musim: Akhet (banjir), Peret (tanam), dan Shemu (panen). Pada musim banjir bisa berlangsung dari Juni hingga September, menumpuk danau kaya mineral yang ideal untuk pertanian di tepi sungai.
Manfaat Sungai Nil
Setelah banjir surut, musim tanam berlangsung dari Oktober hingga Februari. Petani bisa membajak dan menanam di ladang. Irigasi yang dibuat dengan cara parit dan kanal. Bangsa Mesir hanya bisa mendapatkan sedikit hujan, sehingga petani sangat tergantung dengan sungai Nil dalam pengairan tanaman.
Maret hingga Mei, petani menggunakan sabit untuk memanen. Hasil panen dirontokan untuk memisahkan jerami dari gandum. Proses penampian menghilangkan sekam dari gandum, lalu gandum ditumbuk menjadi tepung, diseduh untuk membuat bir, atau disimpian untuk kegunaan lain.
Bangsa Mesir menanam gandum emmer dan jelai, serta beberapa gandum sereal lain, sebagai bahan roti dan bir. Tanaman-tanaman Flax bisa ditanam dan diambil batangnya sebagai serat. Serat-serat tersebut telah dipisahkan dan dipintal menjadi benang, yang selanjutnya dipakai untuk menenun linen dan membuat pakaian.
Papirus ditanam bisa untuk pembuatan kertas. Sayur-sayuran dan buah-buahan dikembangkan di petak-petak perkebunan, dekat dengan permukiman, dan berada di permukaan tinggi. Tanaman sayur dan buah tersebut harus diairi dengan tangan. Sayur-sayuran yang meliputi bawang perai, bawang putih, melon, squash, kacang, selada, dan tanaman-tanaman lain.
Baca juga selanjutnya di bawah ini :
Post a Comment for "Manfaat Sungai Nil Untuk Pertanian di Mesir"