Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Invasi Mongol Sampai Baghdad Jatuh 1221 M

Invasi Mongol Sampai Baghdad Jatuh 1221 M- Invasi mongol terjadi pada masa pemerintahan Iltutmish pada tahun 1221 M. Orang-orang Mongol muncul untuk pertama kalinya di tepi Sungai Indus di bawah pemimpin mereka yang terkenal, Jengis Khan. Jengis Khan menjadikan orang-Orang Mongol sebagai kekuatan politik dan militer yang terbesar di Asia. 

Dia menundukkan negeri-negeri Asia Tengah dan Asia Barat dengan cepat, dan ketika dia menyerang Jalaluddin, Syah Khawarizm yang terakhir, Syah tersebut melarikan diri ke Punjab dan mencari perlindungan di daerah jajahan Iltutmish. Dengan bijaksana, Iltutmish menolak memberikan tempat berlindung kepada Jalaluddin. 

Jalaluddin mengadakan persekutuan dengan bangsa Kokar, dan setelah mengalahkan Nasiruddin Qabacha dari Multan, dia menjarah Sind dan Gujarat Utara dan pergi ke Persia. Orang-orang Mongol menjarah Sind dan Punjab Barat, tetapi terpukul mundur karena udara Punjab yang sangat panas, dan mereka tidak maju ke jantung India. Dengan demikian, India selamat dari bencana yang hebat. 

Invasi Mongol Sampai Baghdad Jatuh

Kisah jatuhnya ibukota Abbasiyah pada tahun 1258, yang didirikan oleh khalifah kedua, Al-Mansur terjadi setelah diblokade kota “Seribu Satu Malam", dinding-dinding Baghdad yang kuat diserang oleh pasukan Hulako Khan pada bulan Januari 1258. Orang-orang Mongol tidak mau menerima syarat-syarat yang diajukan oleh pihak Abbasiyah untuk menerima penyerahan kota. 

Bahkan, mereka tidak dapat menerima ancamanancaman yang direkayasa dan dipercayai oleh penduduk Baghdad, seperti akan hancur bagi siapa saja yang memusuhi Khilafah Abbasiyah dan bila khalifah dibunuh, kesatuan alam akan terganggu, matahari akan bersembunyi, hujan akan terhenti turun, dan tumbuh-tumbuhan tidak akan hidup lagi. 

Hulako tidak mau menerima ancaman yang berbau gaib itu karena ia sudah dinasihati oleh para astrolognya. Akhirnya; pasukan Mongol menyerang kota pada tanggal 10 Februari 1258. Khalifah beserta 300 pejabat tinggi negara menyerah tanpa syarat. Sepuluh hari kemudian, mereka dibunuh, termasuk sebagian besar keluarga khalifah dan penduduk yang tak berdosa. 

Akibat pembunuhan dan kerusakan kota itu, timbullah wabah penyakit pes lantaran mayat-mayat yang bergelimpangan belum sempat dikebumikan. Hulako mengenakan gelar II Khan dan menguasai wilayah yang lebih luas lagi hingga ke Siria Utara, seperi kota Aleppo, Hama, dan Harim. 

Dalam tulisan Philip K. Hitti. dijelaskan bahwa pada tahun 1253, Hulagu, cucu Jengis Khan, bergerak dari Mongol memimpin pasukan berkekuatan besar untuk membasmi kelompok pembunuh (Wavin) dan menyerang kekhalifahan Abbasiyah. Inilah gelombang serangan kedua Yang dilakukan bangsa Mongol. 

Mereka menyapu bersih semua yang mereka lalui dan yang menghadang perjalanan mereka; menyerbu semua kerajaan kecil yang berusaha tumbuh di atas puing-puing imperium Syah Khawarizm. Hulagu mengundang Khalifah Al-Musta'shim (1242-1258) untuk bekerja sama menghancurkan kelompok Hasyasyin Ismailiyah. Akan tetapi, undangan itu tidak mendapat jawaban. 

Pada 1256, sejumlah besar benteng Hasyasyin, termasuk “puri induk“ di Alamut, telah direbut tanpa sedikit pun kesulitan, dan kekuatan kelam. pok yang ketakutan hancur-lebur. Bahkan, lebih tragis lagi, bayi-bayi disembelih dengan kejam. Pada bulan September tahun berikutnya, tatkala merangsek menuju jalan raya Khurasan yang termasyhur, Hulagu mengirimkan ultimatum kepada khalifah agar menyerah dan mendesak agaitembok kota sebelah luar diruntuhkan. 

Akan tetapi, khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Pada Januari 1258, anak buah Hulagu bergerak untuk meruntuhkan tembok ibukota. Tidak lama kemudian, upaya mereka membuahkan hasil dengan runtuhnya salah satu menara benteng. 

Wazir Abbasiyah saat itu, Ibn Al-Alqami, ditemani seorang Khatolik Gereja Nestor Hulagu punya seorang istri Kristen datang untuk memohon tenggang waktu, tetapi Hulagu menolaknya. Demikian juga, tidak berguna semua peringatan yang mengancam orang yang berani. 

Selanjutnya, ia ingin merebut Mesir, tetapi malang, pasukan Mamluk rupanya lebih kuat dan lebih cerdik sehingga pasukan Mongol dapat dipukul di 'Ain Jalut, Palestina, pada tahun 1260. Ia pun mengurungkan niatnya melangkahi Mesir. Ia sangat tertarik pada bangunan dan arsitektur yang indah dan filsafat. Atas saran Nasiruddin At-Tusi, seorang filosof muslim besar, ia membangun observatorium di Maragha pada tahun 1259. 

Pada tahun 1260, pasukan Hulagu mengancam Suriah Utara. Di sim. selain merebut Aleppo dan menebaskan pedangnya untuk membantai sekitar lima puluh ribu penduduknya, dia juga merebut Hamah dan Harini. Setelah mengutus seorang jenderal untuk mengepung Damaskus, akhirnya ia -karena merasa terbebani oleh kematian saudaranya, Khan Yang Agung pulang ke Persia. 

Balatentara yang ditinggalkannya, setelah menaklukkan Suriah, dihancurkan pada tahun 1260 di 'Ain Jalut (mata air Goliath) dekat Nazareth oleh Barbars, panglima perang Quthuz dari Dinasti Mamluk Mesir.

Seluruh Suriah kini oleh pasukan Mamluk dan invasi Mongol ke wilayah barat bisa sepenuhnya diredam. Kemudian, Hulagu datang kembali dan berusaha membuat persekutuan dengan bangsa Franka untuk menaklukkan Suriah. tetapi ia gagal mewujudkan tujuannya. 

Sebagai pendiri Kerajaan Mongol di Persia -yang terbentang dari Amu Darya sampai perbatasan Suriah, dan dari pegunungan Kaukasus sampai ke Samudera Hindia-Hulagu adalah raja pertama yang memangku gelar II Khan. Gelar ini disandang oleh para penemsnya hingga penerus ketujuh, Ghazan Mahmud (1295-1304), yang di bawah kekuasaannya. 

Islam dengan kecenderungan Syi'ah menjadi agama negara. Di bawah rezim Ilkhan atau Hulagu, Baghdad diturunkan posisinya menjadi ibukota provinsi dengan nama Iraq Al'Arabi. Ilkhan Yang Agung, julukan yang sama dengan Hulagu, lebih menyukai warga Kristen.

Dalam masa damai. dia lebih suka tinggal di Maragha, sebelah timur Danau Umiyah, yang memiliki sejumlah bangunan megah, termasuk perpustakaan termasyhur dan observatorium yang ia dirikan. Di tempat itu jugalah, Hulagu meninggal pada tahun 1265, dan dia dimakamkan sesuai adat Mongol disertai gadis-gadis nunda cantik. 

Dia dan para penerusnya, seperti para penguasa Saljuk. sangat menghargai dan memanfaatkan dengan baik para administratur Persia yang cerdas, juga membentengi diri dengan memberdayakan sarjana-sarjana terlatih, seperti Al-Iuwayni (w. 1283) dan Rasyid Ad-Din (w. 1318). para sejarawan kala itu. Selama 75 tahun kekuasaan Ilkhan, Persia sarat dengan prestasi dalam bidang sastra. 

Baca juga di bawah ini

Hulagu yang memerintah hingga tahun 1265 digantikan oleh anaknya, Abuja, 1265-1282. Ia sangat menaruh perhatian pada umat Kristen karena penganan jarida ayahnya yang beragama Kristen Nestorian, yakni Doquz Khatun. Orang-orang Mongol II Khaniyah ini bersekutu dengan orang-orang Salib, penguasa Kristen Eropa. Armenia, Cilicia untuk melawan Mamluk dan keturunan saudara-saudaranya sendiri dari Dinasti Horde Keemasan (Golden Horde).