Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Latar belakang musik non-tradisional

Latar belakang musik non-tradisional 

Latar belakang musik non-tradisional - Musik tradisional atau musik setempat tidak dapat terhindar dari pengaruh musik asing atau musik modern masa kini. Pengaruh tersebut melahirkan musik baru yang disebut juga dengan musik nontradisional. Menurut Prof. Shin Nakagawa di dalam bukunya musik dan kosmos ''tidak ada tradisi musik yang murni tanpa pengaruh kebudayaan lain''.

Gamelan atau karawitan Jawa, gambus Riau, orkes keroncong, gambang kromong Jakarta yang kelihatannya murni sebenarnya telah mendapat pengaruh dari musik lain yang telah berasal dari budaya lain dan juga dapat dari budaya sendiri.

Pertemuan budaya itu disebut Cultural Contact. Ada juga model tipe musik yang telah dipengaruhi oleh pertemuan dengar, musik lain dan sebaliknya. Biasanya, pengaruh dari luar lebih banyak sehingga terkadang tipe musiknya bisa berubah-ubah.

Terjadinya proses perubahan tersebut menurut konsep Margaret Kartomi tentang pertemuan kebudayaan dalam artikelnya ''The Processes and Result of Musical Contact : A Discussion of Terminology and Concepts''.

Musik non-tradisional

Proses perubahan kebudayaan ini bisa terjadi karena hal-hal berikut ini 

a. Penolakan secara tegas musik asing.
Misalnya menolak musik orkesta besar karena alasan ekonomi dan teknologi. Ketika akan mempertahankan musik secara murni dengan menolak kedatangan musik Barat atau musik asing.

b. Pemiskinan musik.
Pemiskinan musik bisa terjadi apabila kebudayaan pendatang lebih dihargai dan diagungkan daripada kebudayaan kesenian setempat yang telah dilupakan. Misalnya musik asing yang posisinya ditempatkan lebih atas daripada musik tradisional.

c. Pengambilan alih ciri khusus musik.
Seni musik di dalamnya sering terjadi peninjauan ciri khusus dari suatu budaya seni musik. Sebagai contoh musik dangdut memasukkan ciri musik Melayu dan India. Musik campursari telah memasukkan unsur musik Jawa dengan gamelan dan musik Barat.

d. kebangkitan unsur musik lokal tradisional.
Untuk menghidupkan musik lokal kembali setelah sadar telah lama didominasi pengaruh dari musik lain sebagai rasa nasionalisme atau alasan artistik dan sejarah. Misalnya, menggalakkan budaya daerah yang telah terkikis budaya dari asing seperti menghidupkan musik gamelan, musik angklung, calung, gambus, rebana, musik melayu, keroncong, dengan cara inovasi pembaharuan gamelan dengung Sunda dan musik kolintang.

e. Pluralisme musik yang hidup berdampingan.
Di dalam kesenian seni musik harus bisa saling mencampur unsur-unsur musik yang telah ada menjadi sintesis baru dan keduanya saling hidup berdampingan dengan mempertahankan gaya musiknya masing-masing. Sebagai contohnya musik gamelan Banyuwangi dengan corak gamelan Bali, nyanyian atau lagu di perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah berupa dua gaya Jawa dan Sunda.

Di dalam perkembangan seni musik daerah setempat telah diharapkan menjadi musik yang bisa diterima oleh bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Tetapi menjadi musik yang bertaraf internasional tetapi tidak meninggalkan ciri khas kepribadian dan budaya Nasional.

Musik Nusantara mengikuti perkembangan musik dunia. Pada waktu ini terdapat berbagai macam bentuk dan jenis musik yang masing-masing telah memiliki banyak penggemarnya, antara lain sebagai berikut. Berbagai musik daerah atau musik tradisi yang telah dapat dikembangkan dengan peralatan modern. Lagu-lagu daerah banyak dimunculkan atau dibawakan oleh penyanyi.

Munculnya beberapa musik kolaborasi antara musik daerah atau tradisional dengan musik modern yang telah diciptakan warna musik dan irama baru. Misalnya musik band (pop yang disertai kendang dan saron dari gamelan). Tetapi juga sebaliknya musik gamelan telah dicampur dengan instrumen musik modern seperti organ, drum, terompet dan gitar. Pada umumnya musik tradisional banyak yang berkembang menjadi musik nontradisional.

Contoh musik nontradisional, sebagai berikut ini :
  • Musik keroncong, langgam dan stambul.
  • Musik dangdut yang berasal dari daerah nelayan.
  • Musik arumba perkembangan dari musik angklung.
  • Musik campursari berasal dari daerah Jawa Tengah, musik ini campuran dari gamelan dengan musik modern.
Selamat membaca artikel yang telah saya tulis di atas semoga menjadi tambah wawasan bagi teman-teman yang telah membaca untuk pengalaman tentang sejarah seni musik, terimakasih telah berkunjung di artikel saya ini semoga sedikit artikel ini bisa bermanfaat.

Baca juga di bawah ini :

Post a Comment for "Latar belakang musik non-tradisional"