Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Teknik merancang seni kriya daerah

Teknik merancang seni kriya daerah 

Teknik merancang seni kriya daerah - Teknik merupakan cara yang digunakan dalam proses membuat karya seni rupa. Teknik pembuatan pada karya seni rupa terapan tradisional (daerah setempat) umumnya dikerjakan secara sederhana, buatan tangan (handmade) dan buatan mesin sederhana.

a. Teknik pembuatan karya seni rupa terapan dua dimensi 

  • Teknik membuat gambar hiasan (dekorasi) dengan arsir (garis) dan blok (siluet).
  • Membuat kain tenun tradisi dengan ATBM (alat tenun bukan mesin) yang terbuat dari kayu dan dikerjakan dengan tangan.
  • Menyulam, membuat kristik, dan bordir kain dengan cara menggunakan tangan dengan peralatan jarum saja atau mesin jahit sederhana.
  • Membuat kain batik, seluruhnya dikerjakan dengan tangan secara sederhana. Proses atau langkah-langkah membatik meliputi : Pada kain mori > Penulisan, membuat garis, dan gambar sesuai shet dengan canting yang diisi malam cair panas > pemberian warna dengan cat batik > melorod, yaitu membersihkan malam dengan air panas > membersihkan atau dibilas dengan menggunakan air hingga tampak bersih > pengeringan, dijemur dengan tidak terkena sinar matahari secara langsung.
  • Membuat kerajinan wayang kulit dengan teknik mengukir (memahat) kulit, lalu digambar (sungging) dengan bahan cat dan alat sederhana. Dikerjakan tangan dengan lembut, sabar, dan tekun. Desain wayang sudah ada sejak dahulu, sehingga tinggal mencontoh atau dengan pola yang sudah diterapkan.
Kerajinan wayang kulit

b. Teknik berkarya seni terapan tiga dimensi.

Teknik membuat seni terapan tiga dimensi biasanya disesuaikan dengan media (bahan) yang digunakan :

contoh : 

  • Membuat kerajinan berupa patung atau ukiran dari bahan batu atau kayu menggunakan teknik pahat. Alatnya berupa pahat (tatah) dan martil saja.
  • Membuat kerajinan keranjang, bakul tenong, topi dari bambu dengan menggunakan teknik anyaman.
  • Membuat kerajinan vas bunga, celengan (tempat menabung), gerabah, guci, kendi dari tanah liat atau keramik dengan menggunakan teknik membentuk, butsir, putar.

Teknik atau cara yang digunakan dalam membuat karya seni kriya daerah adalah sangat sederhana. Umumnya dikerjakan dengan tangan (handmade), dikerakan secara bersama (orang banyak) dan secara individu. Cara tersebut antara lain dengan teknik :

  • Butsir.
  • Plaster.
  • Menempel atau sambung.
  • Cetakan sederhana.
  • Membentuk.
  • Pahat atau ukir.
  • Batik, arsir, blok, untuk karya dua dimensi.

Merancang atau menciptakan seni kriya daerah

Seni kriya disebut pula seni kerajinan. Seni kriya daerah setempat sering disebut seni kriya tradisional karena dikerjakan dengan cara atau teknik sederhana sekali. Media (bahan atau alat) yang digunakan diambil dari daerah setempat, kebanyakan dari bahan alam.

Corak yang digunakan umumnya menunjukkan ciri khas daerah setempat dan bersifat statis, itu-itu saja. Oleh karena itu kita dalam membuat karya seni kriya daerah membutuhkan ide atau gagasan yang bersifat pengembangan dan inovasi (pembaharuan) sehingga akan tercipta karya yang bercorak daerah, namun dalam bentuk dan kreasi baru.

Pembuatan rancangan bertujuan untuk menciptakan sebuah karya seni kriya menjadi karya yang baik. Karya seni kriya yang baik adalah karya seni kriya yang dapat memenuhi kepuasan pencipta dan pemakai. Pembuatan karya seni kriya harus memenuhi faktor-faktor sebagai berikut :
  1. Faktor estetis (memiliki nilai indah) ialah Karya dikatakan indah apabila komposisi atau susunan unsur-unsur rupa tepat, serasi atau harmonis. Di samping itu karya yang indah adalah halus, lembut, rapi, rajin.
  2. Faktor artistik ialah Karya seni kriya dikatakan artistik (bernilai seni) apabila mengandung unsur seni dan fungsi seni.
  3. Faktor kegunaan ialah Seni kriya (seni terapan) harus memiliki nilai guna maksudnya dapat dipakai (digunakan). Untuk itu perlu dipertimbangkan tentang keluwesan (flexibility), keamanan (scurity) dan kenyamanan (comfort).
  4. Faktor rasa bahan (karakteristik bahan) ialah yang menyangkut sifat bahan. Misalnya, tanah liat bersifat elastis, bila kering mudah retak. Rotan bersifat lentur. Kayu ada yang lunak dan keras.
  5. Faktor selera karya seni kriya dibuat dengan tujuan agar memenuhi selera pemakai atau permintaan pasar. Hal ini karena seni kriya memiliki tujuan komersial.
  6. Faktor tempat ialah seni kriya dan cipta harus mempertimbangkan segi tempat yang digunakan untuk meletakkan benda kriya (kerajinan) tersebut.

Post a Comment for "Teknik merancang seni kriya daerah"