Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pergerakan di Indonesia (menurut perkataan Hebert Spencer)

Pergerakan di Indonesia (menurut perkataan Hebert Spencer)

Toch.......... dikasih hak-hak atau tidak dikasih hak-hak; dikasih gegaman atau tidak dikasih gegaman; dikasih sterking atau tidak dikasih sterking, tiap-tiap makhluk, tiap-tiap ummat, tiap-tiap bangsa tidak boleh tidak, pasti akhirnya berbangkit, pasti akhirnya bangun, pasti akhirnya menggerakkan tenaganya, jikalau ia sudah terlalu-lalu sekali merasakan jikanya diri yang teraniaya oleh suatu daya yang angkara-murka! Jangan lagi manusia jangan lagi bangsa walau cacingpun tentu bergerak berkeluget-keluget kalau merasa sakit.

Seluruh riwayat dunia adalah riwayatnya golongan-golongan manusia atau bangsa-bangsa yang bergerak menghindari diri daripada sesuatu keadaan yang jika kalau seluruh riwayat dunia, menurut perkataan Herbert Spencer, adalah riwayatnya ''reactief verzet van verdrukte elementen'' !

Kita ingat akan pergerakannya Yezus Christus dan Christendom yang menghindarkan rakyat-rakyat Yahudi dan rakyat-rakyat Lautan Tengah dari bawah kakinya burung garuda Romein : kita ingat akan perjuangan rakyat Belanda yang menghindarkan diri dari bawah tindasannya Spanyol.

Kita ingat akan pergerakan-pergerakan burgerliyke democratie yang menghindarkan rakyat-rakyat Eropa didalam akhirnya abad ke-18 dan awalnya abad ke 19 dari bawah tindasannya autocratie dan absolutisme; kita menjadi saksi atas hebatnya pergerakan-pergerakan sosialisme yang mau menggugurkan tahtanya kapitalisme.

Kita mengetahui pergerakan rakyat Mesir dibawah pimpinan Arabi dan Zaglul Pasha beserta pergerakannya rakyat Hindia dibawah pimpinan Tilak atau Gandhi melawan ketemaan asing; kita mengetahui perjuangannya rakyat Tiongkok menjatuhkan absolutisme Mandsyu dan melawan imperialisme Barat.

Kita telah bertahun-tahun melihat seluruh dunia Asia bergelora sebagai lautan mendidih menentang imperialisme asing tidakkah ini memang sudah terbawa oleh nafsu mempertahankan dan melindungi diri atau nafsu zelfbehoud yang ada pada tiap-tiap sesuatu yang bernyawa tidaklah ini memang sudah ''reactief verzet van verdrukte elementen'' itu?

Rakyat Indonesia pun sekarang sejak 1908 sudah berbangkit; nafsu menyelamatkan diri sekarang sejak 1908 sudah menitis juga kepadanya! Modern imperialisme yang mengaut-ngaut di Indonesia itu modern imperialisme itu sudah menyinggung dan membangkitkan dia punya musuh-musuh sendiri.

Gambar Hebert Spencer

Pergerakan di Indonesia (menurut perkataan Hebert Spencer
Raksasa Indonesia itu yang tadinya pingsan seolah-olah tak bernyawa, raksasa Indonesia itu yang sekarang sudahlah berdiri setegak-tegaknya dan sudahlah memasangkan tenaganya. Saban-saban kali ia mendapat hantaman, saban-saban kali ia rebah, tetapi saban-saban kali pula ia tegak kembali.

Sebagai mempunyai kekuatan rahasia sebagai mempunyai kekuatan penghidup sebagai mempunyai aji pancasona dan aji candrabirawa, ia tak bisa dibunuh dan malahan ia makin lama makin tak terbilang pengikutnya.

Dimanakah kekuatan duniawi yang bisa memadamkan semangat sesuatu bangsa dimanakah kekuatan duniawi yang bisa menahan bangkitnya sesuatu rakyat yang mencari hidup dimanakah kekuatan duniawi yang bisa membendung banjir yang digerakkan oleh tenaga-tenaga pergaulan hidup sendiri.

Dimanakah benarnya jerit daripada anggota-anggota dan sahabat-sahabat imperialisme yang mengatakan ini ialah bikinannya beberapa kaum ''pengasut'' yakni kaum ''opruiers'', kaum ''raddraaiers'', kaum ''ophitsers'' dan lain sebagainya, dan yang oleh karenanya sama mengira bahwa pergerakan itu bisa dibunuh kalau ''pengasutnya'' semua dimasukkan bumi, atau dibuang atau digantung.

Puluhan, ratusan ya ribuan ''pengasut'' dan ''opruiers'' dan ''ophitsers'' sudah dibui atau di buang tetapi adakah pergerakan itu berhenti adakah pergerakan itu mundur tidakkah pergerakan itu didalam umumnya yang baru kurang lebih 20 tahun itu malahan semakin menjadi besar dan semakin menjadi umum.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Pergerakan di Indonesia (menurut perkataan Hebert Spencer)"