Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pembangunan tidak bisa berjalan tanpa landreform (1-1-1961)

Pembangunan tidak bisa berjalan tanpa landreform (1-1-1961) 

Ketemu lagi dengan saya juragan membahas tentang sejarah pembangunan tidak bisa berjalan tanpa Landreform. Tanggal 1 Januari 1961 telah ditetapkan sebagai hari yang bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Jika tanggal 17 Agustus 1945 ditetapkan sebagai Hari Besar pertama maka tanggal 1 Januari 1961 adalah Hari Besar kedua dalam sejarah Kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

Pengayunan cangkul pertama oleh Presiden tanggal 1 Januari 1961 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta, adalah perwujudan dari Amanat beliau pada penutupan Sidang Pertama MPRS. Pencangkulan oleh Presiden ini yang diikuti oleh 17 orang dari berbagai golongan karya dimana didalamnya terdapat 8 orang wanita adalah merupakan isyarat simbolis dimulainya pelaksanaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana.

Pembangunan tidak bisa berjalan tanpa landreform (1-1-1961)

Pencangkulan pertama ini adalah permulaan dibangunnya Gedung Pola yang akan berisikan blauwdruk-blauwdruk, maket-maket pembangunan dan lain-lain yang sebagian pembangunannya diharapkan selesai tanggal 17 Agustus 1961.

Didalam gedung Pola Pembangunan ini nanti rakyat secara visuil telah mulai bisa melihat apa yang sudah bisa kita bangun agar supaya dengan secara gembira pula mereka dapat menyumbangkan tenaganya untuk membantu segala pelaksanaan segala sesuatu yang telah dipolakan oleh Depernas yang garis besarnya telah dibenarkan oleh MPRS.

Hari tanggal 1 Januari 1961 adalah hari dimana seluruh bangsa dan rakyat Indonesia melaksanakan cita-citanya sebagai yang tersirat dalam Amanat Pembangunan Presiden tanggal 28 Agustus 1959 dan dibawah pimpinan beliau bangsa Indonesia telah memulai babak baru dalam Revolusi Pembangunan.

Untuk mengikuti amanat Presiden Sukarno dalam pencangkulan pertama 1 Januari 1961 tersebut, berikut kita muatkan amanat beliau selengkapnya :

Saudara-saudara sekalian,
Tadinya saya bermaksud untuk mengadakan upacara ini tidak secara besar-besaran, yaitu upacara pengayunan cangkul pertama bagi pembangunan semesta berencana, pengayunan cangkul pertama untuk membangun ''Gedung Pola'', tetapi jadinya ini hari ialah bahwa upacara ini dihadiri, disambut, diikuti jasmaniah dan bathiniah secara hebat sekali, bukan saja oleh rakyat Jakarta tetapi oleh rakyat seluruh Indonesia.

Bukti daripada apakah itu ? Itu adalah bukti bahwa pembangunan yang akan kita mulai pada ini hari penuh mendapat persetujuan, sambutan dan mempunyai harapan-harapan yang amat tinggi daripada seluruh rakyat Indonesia.

Maka apa sebab pembangunan yang akan kita mulai pada ini hari mendapat sambutan yang hebat dari seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke ? Tak lain tak bukan ialah karena pembangunan yang telah kita mulai pada ini hari adalah satu pembangunan oleh rakyat dan untuk rakyat.

Satu pembangunan untuk melaksanakan cita-cita rakyat, satu pembangunan untuk memenuhi apa yang terkandung didalam Amanat Penderitaan Rakyat, satu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur, satu masyarakat Indonesia yang didalamnya tiada penindasan dan penghisapan, satu masyarakat Indonesia yang penuh didalamnya dengan kebahagiaan bagi seluruh rakyat dari Sabang sampai Merauke.

Oleh karena itulah maka sambutan pada ini hari adalah hebat sekali dan saya mengucapkan syukur alhamdulillah bahwa demikianlah ini hati dari pada rakyat Indonesia. Rakyat Indonesia tidak bersikap dingin, terhadap kepada usaha pembangunan ini, tetapi saya yakin bahwa rakyat Indonesia sepenuhnya akan ikut melaksanakan pembangunan ini agar cita-citanya ikut menjadi terlaksana pula.

Saudara-saudara.
Kejadian pada ini hari adalah penuh dengan simbolik, simbolik dalam angka 45, simbolik dalam barisan Bhinneka Tunggal Ika, simbolik dalam tata upacaranya, simbolik pula pada harinya yaitu hari pertama daripada tahun yang baru, simbolik pada tempatnya.

Sebagai tadi telah dikatakan oleh Sdr. Moh. Yamin dan Sdr. Chaerul Saleh, pengayunan cangkul pertama dari pada pembangunan semesta berencana tahapan pertama dijalankan dibumi Pegangsaan Timur 56. Ada yang mengatakan bahwa bumi ini adalah bumi keramat, dikatakan ya bumi keramat, oleh karena ditempat ini dibacakan pada tanggal 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Saudara-saudara.
Didalam sesuatu kitab suci dengan bahasa asing ditulis : ''Vreem deling. Ontbloot Uw voeten, want de plek waarop gij staat is heilige grond''. Hei orang tamu. Tanggalkanlah sandal-sepatumu oleh karena bumi tanah yang engkau injak ini adalah tanah yang keramat.

Adakah bumi Pegangsaan Timur bumi yang keramat, Saudara-saudara ? Tidak, dengan ukuran yang biasa maka sebenarnya segenap bumi seluruh permukaan bumi adalah keramat, oleh karena permukaan bumi adalah amanat dari pada Allah SWT kepada kita.

Pegangsaan Timur 56 bukan keramat oleh karena ia bumi Pegangsaan Timur 56 adalah keramat, kalau kita namakan ia keramat, oleh karena di Pegangsaan Timur 56 itu jiwa berkobar-kobar untuk kemerdekaan, jiwa yang hidup di Pegangsaan Timur 56 pejuang-pejuang Indonesia yang menginjak bumi Pegangsaan Timur 56 bertahun-tahun lamanya itu jiwa itu adalah keramat.

Jiwa yang cinta kepada kemerdekaan, jiwa yang cinta kepada pembangunan, jiwa yang berani membangun, tanpa sebenarnya bekal apa-apa melainkan satu semangat yang berkobar-kobar dan menyala-nyala. Maka oleh karena itulah bumi Pegangsaan Timur 56 ini boleh dinamakan bumi yang keramat.

Maka pada hari ini kita Insyaallah SWT. mengayunkan cangkul yang pertama pembangunan semesta berencana. Dan, sebagai tadi saya katakan, saya mengucap syukur alhamdulillah, bahwa perbuatan ini diikuti, bahkan disertai, doa dari pada seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Seluruh rakyat Indonesia mengikuti kejadian pada hari ini dengan harapan yang penuh mengenai hal ini. Saya berkata, oleh karena rakyat kita sebagian besar adalah rakyat yang tani, maka saya berkata bahwa pembangunan semesta berencana satu masyarakat yang adil dan makmur tidak dapat dilaksanakan tanpa landreform.

Segala sesuatu untuk melaksanakan landreform itu sudah bersedia dan sudah selesai. Maka pada tanggal 1 Januari 1961 ini saya perintahkan agar supaya peraturan-peraturan landreform dijalankan pada hari ini. Pembangunan kita kerjakan.

Alangkah suasana ini hari menggembirakan. Saya melihat muka-muka yang riang gembira. Satu bukti bahwa kita berjalan diatas jalan yang baik. Saya melihat muka yang gembira, satu bukti bahwa R.I. makin lama makin menjadi kuat.

Saya melihat muka yang riang gembira, satu bukti bahwa kebahagiaan daripada apa yang telah diamanatkan oleh rakyat kepada kita telah kita selesaikan sebagian lain belum. Satu bukti bahwa R.I. telah meningkat, satu bukti bahwa kita berjalan diatas jalan yang baik.

Saya ingat kepada Saudara-saudara kita bangsa Indonesia yang masih di hutan-hutan masih menjadi gerombolan-gerombolan masih memberontak kepada kita. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa usaha mereka itu akan sia-sia belaka ? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa R.I. makin lama makin menjadi kuat ? Apakah mereka tidak mengetahui bahwa inilah Republik Indonesia yang diamanatkan oleh Rakyat Indonesia didalam perjuangannya berpuluh-puluh tahun.

Maka oleh karena itu sekali lagi saya mengucapkan seruan kepada bangsa kita yang ada di hutan-hutan kepada anggota-anggota gerombolan-gerombolan, agar supaya segera sadar kembali. Kembali kepangkuan Ibu Pertiwi. Kembali masuk kepada masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Kembali, agar supaya mereka bisa membantu kepada pembangunan semesta berencana yang kita jalankan pada ini hari.

Sdr. Chaerul Saleh sebagai Pd. Ketua MPRS mengulangi lagi apa yang telah diputuskan oleh MPRS yaitu menyerahkan kepada saya pelaksanaan dari pada pembangunan semesta berencana tahapan pertama 8 tahun ini kepada saya. Malahan saya dinamakan Presiden Pemimpin Besar Revolusi.

Alangkah beratnya tanggung jawab saya, dan saya merasa bahwa saya sendiri tidak akan mungkin dapat melaksanakan apa yang diamanatkan kepada saya itu. Maka oleh karena itu sekarangpun saya ucapkan untuk berkian kalinya bahwa saya membutuhkan segenap bantuan dari pada seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Untuk bantuan ini pula maka saya telah bangun satu Dewan Pembangunan Pembantu Presiden. Dewan Pembangunan Pembantu Presiden membantu Presiden dalam melaksanakan pola yang telah ditetapkan oleh MPRS tahapan pertama 8 tahun, 1961 sampai 1969.

Dewan Pembangunan Pembantu Presiden yang terdiri dari pada pimpinan MPRS, pimpinan DEPERNAS, pimpinan DPR-GR, pimpinan DPA, beberapa pembantu saya dalam Kabinet Kerja, sedang Dewan ini, Insyaallah swt, Dewan ini merupakan suatu staf Presiden/Panglima Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi.  

Dengan Dewasa ini Insyaallah swt., akan saya jalankan apa yang diamanatkan kepada rakyat dalam ketetapan MPRS tadi itu. Maka sekarang dengan tidak banyak dan terlalu panjang bicara, marilah kita berjalan, marilah kita mengayunkan ayunan cangkul yang pertama.

Saya mendoa kepada Allah SWT. dan saya minta kepada Saudara-saudara sekalian untuk mengikuti doa ini : Ya Allah ya Robi, berkatilah usaha kami pembangunan semesta berencana agar supaya masyarakat adil dan makmur sebagian yang bermaksud didalam Amanat Penderitaan Rakyat terlaksana, agar supaya kami bangsa Indonesia terlepas daripada segala penindasan, daripada segala penghisapan, agar supaya kami bangsa Indonesia hidup bahagia didalam Negara yang telah diamanatkan oleh Engkau, yaitu Negara Republik Kesatuan Indonesia, berwilayah kekuasaan antara Sabang sampai Merauke, hidup didalam satu masyarakat yang adil dan makmur yang memberi kebahagiaan kita sekalian dan selalu dengan ridho, hidayat pimpinan dari pada Kamu ya Allah ya Robi, ya Allah ya Robi berilah kami taufik hidayat didalam usaha ini. Amin, amin, amin ya robil Alamin !

Saudara-saudara.

Post a Comment for "Pembangunan tidak bisa berjalan tanpa landreform (1-1-1961)"