Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pancasila adalah aliran sosialisme (Mr. Sastroamijojo)

Pancasila adalah aliran sosialisme (Mr. Sastroamijojo)

Saudara-saudara sekalian,.............
Ketegasan ini memerlukan penjelasan. Sebabnya ialah bahwa ada dikalangan atasan bangsa kita sendiri yang mengira, bahwa Pancasila kita itu tidak berisikan cita-cita sosialisme. Malahan ada lagi orang-orang yang secara dungu dan dangkal menuduh Presiden Sukarno, dan setiap orang yang mempropagandakan cita-cita sosialisme Indonesia sebagai keharusan dan kelanjutan daripada cita-cita Pancasila sebagai orang-orang yang sudah menyeleweng dan dengan begitu sudah mengkhianati ajaran Pancasila.

Untuk memberikan pegangan kepada Saudara-saudara mahasiswa menghadapi tuduhan-tuduhan ini, maka lebih dulu saya persilahkan Saudara-saudara untuk sekali lagi membaca beberapa bagian daripada kuliah umum saya di Malang sini dulu, terutama bagian yang menjelaskan paham sosialisme yang didukung oleh pergerakan rakyat kita, dan hubungkanlah beberapa bagian daripada ini itu dengan Pembukaan UUD 1945.

Pancasila adalah aliran sosialisme (Mr. Sastroamijojo)

Pembukaan UUD '45 memuat suatu kalimat yang terkenal dengan Pancasila. Kata Pancasila itu sendiri tidak disebut sama sekali. Yang ada ialah alinea ke-4 dari Pembukaan itu, yang berbunyi :

Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan Rakyat dengan berdasarkan kepada :

Ke-Tuhanan Yang Maha Esa,
Ke-manusiaan yang adil dan beradab,
Persatuan Indonesia, dan 
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia''.

Inilah perumusan Pancasila dalam kalimat alinea ke-4 dari Pembukaan UUD '45. Isi dan jiwa alinea ke-4 itu tidak dapat dan tidak boleh kita lepaskan daripada alinea-alinea lainnya. Pembukaan UUD '45 sebenarnya mengenal 4 alinea.

Alinea pertama berbunyi : ''bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan''. 

Alinea pertama ini terang dan jelas mengutuk kolonialisme; malahan menurut Bung Karno dalam Rapat-Besar Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan tanggal 14 Juli 1945 merupakan : ''satu dakwaan, satu aanklacht dihadapan muka dunia atas penjajahan Belanda yang telah berlaku diatas tanah-air dan bangsa kita lebih dari 3 abad lamanya''; kemudian disusul dengan alinea ke-2 yang berisikan fungsi ''perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia''; yang dimaksud ialah pergerakan Rakyat yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Dalam alinea ke-2 itu tegas dikatakan, bahwa pada saat-saat tanggal 17 Agustus 1945 itu, yaitu hari Jum'at Legi dan Sabtu Pahing dari bulan Ramadhan, maka ''perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada sa'at yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan Rakyat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Tegas disitu ditandaskan fungsi perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia sebagai fungsi seorang ''penghantar Rakyat Indonesia'', fungsi mana oleh Mr. Ali Sastroamijojo di Bandung baru-baru ini, sewaktu beliau atas nama kelompok nasionalis memberikan sambutannya atas rencana Ketetapan-ketetapan MPRS pada tanggal 3 Desember 1960.

Ketetapan MPRS 3 Desember 1960 :

''Saudara Penjabat Ketua dan Sidang Yang Mulia, dari kata-kata dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar '45 itu, tegaslah peranan pergerakan kemerdekaan rakyat kita. Sejak lahirnya sampai pada saat-saat proklamasi kemerdekaan, fungsi pergerakan kemerdekaan rakyat itu : ialah menghantarkan.

Orang menghantar tak pernah jalan dibelakang. Mungkin ia kadang-kadang disamping pada saat-saat jalannya untuk rakyat kita itu terang dan lurus, tapi ia selalu ada dimuka, apalagi bila jalan yang harus ditunjukkan kepada rakyat yang menderita dan berjuang itu berliku-liku, gelap gulita dan penuh dengan bahaya.

''Dan ketika kolonialisme dan imperialisme masih merajalela ditanah-air kita, pergerakan kemerdekaan rakyat kita selalu harus menempuh jalan yang gelap gulita, penuh dengan bahaya, pula dengan hambatan yang berduri, penuh dengan jurang yang dipinggirnya terserak batu-batu besar dan batu-batu kerikil kecil-kecil yang dapat menggelincirkan sipenunjuk jalan.

Tak terhitungkanlah barisan pengantar dan penunjuk jalan itu yang tergelincir masuk jurang pembuangan, pendigulan, atau terjerumus masuk meringkuk penjara dengan segala duka derita sampai naik ketiang penggantungan.

Tetapi sekalipun demikian, seluruh pergerakan kemerdekaan Indonesia, baik yang berlandasan ideologi Nasionalisme, maupun yang berideologi Islam, dan yang berideologi Komunisme semuanya tidak pernah meninggalkan fungsinya sebagai pengantar rakyat kita yang dihisap dan dimelaratkan oleh kolonialisme dan imperialisme ketujuan mencapai Indonesia merdeka''.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Pancasila adalah aliran sosialisme (Mr. Sastroamijojo)"