Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bidang Anggaran Belanja dan Rencana Depernas (Indonesia)

Bidang Anggaran Belanja dan Rencana Depernas (Indonesia) 

Ketegasan yang menonjol dapat kita baca dalam Amanat Keuangan Presiden tahun 1961, dalam sidang pleno DPR-GR pada hari Senin tanggal 30 Januari 1961, dimana beliau menegaskan bahwa ''Revolusi kita telah mencapai taraf baru, ialah taraf pembangunan'' dan bahwa ''Pemerintah yang saya pimpin menempuh jalan kebijaksanaan bahwa seluruh Anggaran Negara diperuntukkan sebagai alat pembentuk masyarakat sosialis Indonesia''.

Jika kalau meneliti lebih lanjut Amanat Keuangan Presiden ini, maka kita akan menjumpai kenyataan, bahwa Anggaran Belanja tahun 1961 ini di bagi menjadi dua bagian, yakni Anggaran Pendapatan dan Belanja untuk rutin dan untuk pembangunan, yang untuk rutin sebaiknya saya kesampingkan saja dan saya ajak Saudara-saudara untuk meneliti bagian yang diperuntukkan bagi pembangunan.

Untuk pembangunan dalam tahun 1961 ini disediakan 30 milyard, dan bila asal-usul angka 30 milyard ini kita selidiki lebih lanjut, maka kita akan datang kepada sumbernya, yakni hasil karyanya DEPERNAS tentang pokok-pokok Pembangunan nasional semesta berencana, yang sudah disetujui oleh MPRS.

Tahapan pertama, sewindu lamanya dari tahun 1961-1969, mencakup 335 proyek pembangunan dengan 33 proyek cadangan, terserak dalam 8 macam bidang pokok, yakni bidang Mental/Agama/Kerochanian, bidang penelitian, bidang kesejahteraan rakyat, bidang pemerintahan, bidang pembangunan khusus yakni yang mengenai keamanan dan pertahanan, bidang produksi, bidang distribusi dan komunikasi, dan bidang keuangan dan pembiayaan, termasuk turis.

Kesemuanya ditebarkan diseluruh Indonesia menurut ajaran pertebaran industri dan dengan memperhatikan syarat-syarat daerah serta strategi Indonesia; dengan jumlah pembiayaan untuk 8 tahun itu 240 milyard rupiah, yaitu 50% berupa mata-uang rupiah, jadi 120 milyard rupiah, dan 50% berupa mata-uang dollar, yaitu 270 juta dollar.

Angka 30 milyard rupiah yang oleh Presiden disebutkan dalam Amanat Keuangan adalah se-perdelapan daripada jumlah rencana DEPERNAS untuk sewindu tersebut tadi, dan karena itu tepat sekali apa yang dikatakan oleh Presiden dalam Amanatnya itu, bahwa : ''rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja tahun 1961 ini ialah anggaran tahun pertama dari windu pembangunan nasional semesta berencana tahapan pertama 1961-1969''.

Gambar Bung Karno

Bidang Anggaran Belanja dan Rencana Depernas (Indonesia)

Angka 30 milyard rupiah ini merupakan investasi sebesar 13% dari Pendapatan Nasional kita, didasarkan atas perhitungan jumlah Pendapatan Nasional Indonesia sebesar 236 milyard rupiah atau Rp. 2.500 per kapita setahun dengan jumlah penduduk sebanyak 92,7 juta.

Memang investasi sebesar 13% dari Pendapatan Nasional setiap tahun tergolong jumlah yang rendah dan sekalipun kita harus sangat berhati-hati dalam hal ini mengingat tingkat penghidupan rakyat Indonesia dewasa ini yang sudah sedemikian rendah dan yang tidak mungkin lagi dibebani kewajiban memikul pembiayaan yang besar, sehingga kita harus mengutamakan ''defisit-spending'' dan tanpa kenaikan pajak.

Tapi kita harus berani memulai dengan melaksanakan rencana pembangunan ini, karena ia merupakan satu-satunya jalan yang dapat menaikkan kesejahteraan rakyat kita dan yang dapat memberikan pekerjaan kepada jutaan bangsa kita, yang jumlahnya setiap tahun meningkat dengan rata-rata 2,3%.

Rencana DEPERNAS ini dimaksud juga untuk mengantarkan secara terpimpin masyarakat Indonesia yang menonjol agrarisnya ini kearah masyarakat agraris modern dengan mekanisasi dan yang penuh dengan perindustrian ; pula dengan ditebarnya keseluruh Indonesia, rencana ini akan memperkokoh persatuan dan kesatuan Bangsa, serta mempertinggi ketahanan militer-strategi kita.

335 proyek yang saya sebut diatas adalah termasuk proyek A, sedangkan disamping itu DEPERNAS mengemukakan 8 macam proyek B mengenai minyak bumi, kayu, perikanan laut, kopra, karet, timah, alumina, dan tourisme, yang kesemuanya itu dimaksud untuk mengolah kekayaan alam Indonesia, baik yang tersimpan dalam bumi maupun yang didapat di daratan dan di lautan ; untuk juga dijadikan sumber pembiayaan dari proyek A.

Rencana pembangunan tahap pertama DEPERNAS memang berisikan tripola, yaitu pola proyek pembangunan, yang meletakkan dasar-dasar bagi dua rangkaian kesatuan pembangunan, yakni pembangunan rokhaniah dan jasmaniah yang sehat dan kuat, serta pembangunan tata-perekonomian nasional yang sanggup berdiri sendiri dan tidak tergantung kepada pasang-surutnya pasaran dunia.

Syarat pokok untuk membangun rokhaniah yang sehat dan kuat adalah antara lain menegakkan kembali kepribadian dan kebudayaan Indonesia yang berdasarkan semangat demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin ddan gotong-royong seperti dijelaskan dalam dasar negara Pancasila, dan mengutamakan kesadaran hidup ber-Maha Esa.

Syarat pokok untuk pembangunan tata-perekonomian nasional adalah antara lain pembebasan berjuta-juta kaum tani dan rakyat pada umumnya dai pengaruh kolonialisme, imperialisme, feodalisme dan kapitalisme dengan melaksanakan ''landreform'' menurut ketentuan-ketentuan Hukum Nasional Indonesia, seraya meletakkan dasar-dasar bagi industrialisasi terutama industri dasar dan industri berat yang harus diusahakan dan dikuasai oleh Negara.

Jika kalau saya berkali-kali menyebut hasil-karya DEPERNAS, maka hal ini adalah sesuai dengan anjuran saya kepada Saudara-saudara sekalian dalam kuliah umum saya yang dulu itu, yakni untuk mempelajari hasil DEPERNAS itu nanti, karena menurut saya pada waktu itu hasil DEPERNAS itu nanti akan ''merupakan partituurnya daripada lagu sosialisme a la Indonesia yang menjadi tali-pengikat bagi si-dirigen dan bagi semua pemain-pemain musiknya''.

Kini partituur itu selesai, dan oleh MPRS selaku pemegang kedaulatan Rakyat pada umumnya sudah dibenarkan malahan juga dirigennya sudah diberi kekuasaan penuh untuk melaksanakannya ; dan si-dirigen dengan ayunan cangkul pertama pada tanggal 1 Januari 1961 sudah memberikan isyart untuk memulai menyuarakan lagu sosialisme Indonesia itu, dan kita sekalian sebagai pemain-pemain dan pemegang-pemegang instrumen masing-masing  harus pula memberikan sumbangan kita untuk menjadikan lagu itu seindah mungkin sesuai dengan partituur tersebut.

Karena itu penting sekali untuk menjelajah keseluruhan isi-partituur itu tak usah sampai ''jlimet'' sekecil-kecilnya, tapi tentu paling minimal dalam garis besarnya serta isi-isi pokoknya itu yang terpenting kita pahami.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Bidang Anggaran Belanja dan Rencana Depernas (Indonesia)"