Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Puputan Margarana 20 November 1946

Puputan Margarana 20 November 1946 

Di dalam sejarah bangsa Indonesia, khususnya di Bali terkenal dengan istilah ''Puputan''. Di antara puputan yang berkaitan erat dengan usaha menegakkan kedaulatan negara kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yaitu Puputan Margarana 20 Nopember 1946.

Puputan sebenarnya merupakan kode moral bagi rakyat Bali yang menjadi suatu kenyakinan yang ditanamkan secara bergenerasi terutama pada golongan Ksatria.

Puputan Margarana 20 November 1946

Puputan mempunyai makna sebagai berikut :

1. Nyawa seorang ksatria berada diujung keris/senjata. Kematian yang demikian menjadi kehormatan bagi dirinya dan sanak keluarga serta keturunannya.
2. Di dalam mempertahankan kehormatan bangsa, negara dan keluarga tidak ada kamus menyerah kepada musuh, walaupun bagaimana kuatnya musuh itu, sebab menyerah kepada musuh adalah ''Nirdon'' yang artinaya ''sampah'' tidak berguna.
3. Dalam agama Hindu, bahwa seseorang yang mati dalam peperangan maka roh orang itu masuk ke sorgaloka tanpa dihitung terlebih dahulu kebaikan dan kesalahan selama hidupnya di dunia (karmanya).
4. Puputan bukanlah bermakna bunuh diri, sebab bagi penganut agama Hindu, orang yang bunuh diri, rohnya tidak dapat masuk sorgaloka.

Ajaran agama Hindu meresap kepada patriot Bali terbukti pada waktu Belanda ingin memecahkan Republik Indonesia dengan mendirikan negara Indonesia Timur melalui Konferensi Depansar tanggal 8 Desember 1946, Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai Komandan Resimen Nusa Tenggara berusaha menggagalkan dengan membuat ''surprise'' kepada Belanda dan para peserta konferensi, dengan mengadakan penyerbuan ke tangsi NICA di Tabanan ( 8 Desember 1956).

Konsolidasi pasukan ditetapkan di daerah Uma Kaang di Desa Adeng (Kecamatan Marga), penyerbuan ke tangsi itu berhasil dengan gemilang. Ngurah Rai putera-putri Carang Sari beserta pasukannya ''Ciung  Wanara'' menggelorakan semangat ''puputan'', (puput/habis : jadi puputan perang habis-habisan atau fight to the end).

Baca juga selanjutnya di bawah ini :


Post a Comment for "Puputan Margarana 20 November 1946"