Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sejarah masuknya Kolonialisme dan Imperialisme ke Nusantara

Sejarah masuknya Kolonialisme dan Imperialisme ke Nusantara - Kolonialisme dan imperialisme memiliki arti penjajahan atau penguasaan terhadap suatu daerah dan suatu bangsa oleh bangsa lainnya. Kata koloni berasal dari bahasa Latin yaitu colonia yang artinya tanah, tanah permukiman atau jajahan. Kolonialisme merupakan suatu sistem ketika suatu negara menguasai rakyat dan sumber daya negara lain.

Negara yang dikuasai biasa disebut dengan koloni. Kata imperialisme berasal dari kata imperator yang artinya memerintah. Imperialisme merupakan suatu penjajahan langsung suatu negara terhadap negara lain. Penjajahan dilakukan dengan membentuk pemerintah jajahan atau dengan menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan didaerah jajahan.

Kekuasaan Kerajaan Romawi Timur berakhir setelah jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan kekuasaan Turki Usman. Hal tersebut berakibat tertutupnya perdagangan di Laut Tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki menjalankan politik yang mempersulit pedagangan Eropa beroperasi di daerah kekuasaan bangsa Turki.

Dengan keadaan tersebut menyebabkan perdagangan antara dunia Timur dan Eropa menjadi mundur sehingga barang-barang yang dibutuhkan orang-orang Eropa menjadi berkurang di pasaran Eropa, barang-barang tersebut terutama rempah-rempah.

Pelaut-pelaut bangsa Eropa pada akhir abab ke-15 M dan pada permulaan abab ke-16 M berhasil menjelajahi samudra yang luas sampai ke negeri-negeri baru, seperti Amerika, Afrika, dan Asia Timur termasuk Indonesia.

Berikut faktor-faktor yang mendorong bangsa Eropa mengadakan penjelajahan samudra :

  • Jatuhnya kota Konstantinopel tahun 1453 ke tangan penguasa Turki Usmani.
  • Kisah perjalanan Marcopolo ke dunia Timur, yaitu perjalanan kembalinya Marcopolo dari negeri Cina melalui pelayaran.
  • Penemuan Copernicus yang didukung oleh Galileo yang menyatakan bumi ini bulat.
  • Penemuan kompas (petunjuk arah mata angin)
  • Semangat reconquesta, yaitu semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di manapun yang dijumpainya.
Indonesia sejak awal tarikh Masehi dikenal sebagai sumber penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa sebagai obat, pengawet makanan, dan bumbu masakan. Orang-orang Eropa biasa membeli rempah-rempah dari pedagang Asia Barat.

Karena membelinya dari pedagang perantara, harga rempah-rempah tersebut menjadi mahal. Mahalnya harga rempah-rempah tersebut mendorong orang-orang Eropa untuk mencari rempah-rempah langsung ke daerah sumbernya. Pada awal datangnya, bangsa Eropa hanya ingin mendapatkan rempah-rempah langsung dari daerah sumber rempah-rempah. Namun tujuan tersebut berubah menjadi ingin menguasai Indonesia.

Tujuan bangsa Eropa menguasai Indonesia antara lain sebagai berikut ini :
  • Agar bisa menguasai perdagangan rempah-rempah langsung dari daerah sumbernya. Cara tersebut dilakukan dengan menerapkan monopoli perdagangan.
  • Menguasai wilayah strategis untuk perdagangan dan basis militer.
  • Mengeruk sebanyak mungkin kekayaan sumber daya alam suatu wilayah.
  • Ikut campur tangan dalam urusan politik suatu wilayah.

Bangsa Eropa yang Datang ke Indonesia

Berikut bangsa-bangsa Eropa yang mengadakan petualangan, pelayaran, dan penjelajahan samudra menuju ke kepulauan Nusantara.

a. Bangsa Spayol

Orang-orang Spayol dan Portugis dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan untuk mencari daerah baru penghasil rempah-rempah. Antara Spanyol dan Portugis ingin menguasai wilayah lain di dunia. Hal tersebut mengundang keprihatinan Paus Yulius II.

Untuk menjaga kerukunan antara kedua negara tersebut, diadakan perjanjian pembagian wilayah. Perjanjian berlangsung di Tordesilas, Spanyol pada tanggal 7 Juni 1494. Adapun isi perjanjian adalah wilayah di luar Eropa dibagi menjadi dua dengan garis meridian 1.550 km sebelah barat kepulauan Tanjung Verde, belahan timur, dimiliki oleh Portugis dan belahan barat dikuasai Spanyol.

Dengan diprakarsai oleh Christophorus Columbus, orang-orang Spanyol merencanakan melakukan penjelajahan samudra untuk menemukan daerah penghasil rempah-rempah. Berdasarkan pengetahuan bahwa bumi ini bulat, Christophorus Columbus mengajukan permohonan bantuan kepada raja Spanyol untuk berlayar mencari sumber rempah-rempah ke dunia Timur. 

Permintaan itu dipenuhi dengan memberikan tiga kapal yang bernama Pinta, Nina, dan Maria beserta 88 orang pelaut. Ketika Columbus tiba di Kepulauan Bahama, Columbus merasa dirinya telah sampai di kepulauan Hindia yang merupakan sumber rempah-rempah.

Columbus mengira telah sampai di tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang menempati daerah setempat disebut dengan orang-orang Indian. Tempat mendarat Columbus tersebut dinamakan San Salvador. Selanjutnya rombongan Columbus kembali berlayar dan mendarat di Haiti.

Merasa ekspedisinya telah berhasil, rombongan Columbus diakui sebagai penemu daerah baru, yaitu Benua Amerika. Keberhasilan Columbus tersebut mendorong para pelaut yang lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra ke dunia Timur.

Ekspedisi tersebut dipimpin oleh Magelian/Magelhaens atau yang umum menyebut Ferdinand Magelhaens beserta seorang kapten kapal yang bernama Sebastian del Cano. Dari catatan-catatan yang telah dikumpulkan Columbus, Magelhaens mengambil jalur yang mirip dilayari Columbus.

Setelah berlayar, Magelhaens beserta rombongan mendarat diujung selatan benua yang ditemukan Columbus (Amerika). Di tempat tersebut terdapat selat yang sempit yang kemudian dinamakan Selat Magellan.

Dengan melalui selat tersebut Magelhaens terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik. Setelah berlayar sekitar tiga bulan, pada bulan Maret 1521 Magelhaens mendarat dipulau Guam, kemudian melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di Kepulauan Massava (kemudian dikenal dengan Filipina).

Magelhaens menyatakan bahwa daerah yang ditemukannya sebagai koloni Spanyol. Tindakan Magelhaens tersebut mendapat tentangan dari penduduk setempat (orang Mactan) dan terjadilah pertempuran. Dalam pertempuran tersebut, Magelhaens terdesak dan terbunuh.

Selanjutnya rombongan yang selamat melanjutkan penjelajahan ke arah selatan dan dipimpin oleh Sebastian del Cano. Pada tahun 1521, mereka sampai di kepulauan Maluku yang ternyata merupakan tempat penghasil rempah-rempah. Selanjutnya kapal-kapal rombongan Sebastian dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak ke Spanyol.

b. Bangsa Portugis

Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru sampai pada raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel I. Raja Portugis memanggil Vasco da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari tanah Hindia.

Sebelum Vasco da Gama mendapat perintah melakukan ekspedisi sudah ada pelaut Portugis (Bartholomeus Diaz) yang melakukan pelayaran mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai barat Afrika.

Pada tahun 1488 karena adanya serangan ombak yang besar, terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di suatu ujung selatan Benua Afrika, kemudian tempat tersebut dinamakan Tanjung Harapan. Bartholomeus Diaz tidak melanjutkan penjelajahannya dan memilih kembali ke negaranya.

Untuk memulai penjelajahannya, Vasco da Gama pada bulan Juli 1497 berangkat dari Pelabuhan Lisabon. Vasco da Gama juga mengambil rute yang pernah dilalui Bartholomeus Diaz. Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut bangsa Moor yang telah disewanya, Vasco da Gama melanjutkan penjelajahan dan berlayar menyusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia).

Pada tahun 1498, Vasco da Gama sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India. Ternyata rombongan Vasco da Gama sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao yang sudah diberi pahatan lambang bola dunia.

Setiap daerah yang disinggahi diberi patok batu padrao sebagai tanda bahwa yang ditemukan tersebut milik Portugis. Di Goa, India, Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor dagang. Dengan kesuksesan tersebut, raja Portugis mengangkat Vasco da Gama sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintah Portugis.

Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India bukan daerah penghasil rempah-rempah. Orang-orang Portugis mendapat kabar bahwa Malaka adalah kota pusat perdagangan rempah-rempah. Selanjutnya dipersiapkan ekspedisi yang dipimpin Alfonso de Albuquerque untuk menguasai Malaka.

Pada tahun 1511 armada Portugis berhasil menguasai Malaka. Dengan menguasai Malaka, Portugis semakin mendekati kepulauan Nusantara, khususnya di kepulauan Maluku.

Pada waktu itu, Kerajaan Malaka diperintah Sultan Mahmud Syah (1488-1511). Dengan dikuasainya Malaka, Portugis memperoleh dua keuntungan yaitu sebagai berikut.

Keuntungan Portugis :

  1. Portugis akan menguasai jalus perdagangan penting di Asia termasuk perdagangan rempah-rempah.
  2. Malaka dapat dijadikan batu loncatan untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku. Oleh karena itu kemudian Portugis membangun basis militer yang kuat di Malaka.
Tindakan Portugis tersebut mendapat protes dan perlawanan dari berbagai pihak, seperti pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan oleh seorang pemuka masyarakat yang bernama Pate Kadir (Katir). Namun karena senjata Portugis lebih lengkap, Pate Kadir dapat dipukul mundur dan kemudian meloloskan diri sampai ke Jepara dan Demak.

Pasukan Demak di bahwah pimpinan Pati Unus melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Namun serangan pasukan Demak (yang diperkuat dengan bergabungnya Pate Kadir) belum mampu menandingi Portugis.

c. Bangsa Belanda

Setelah mendengar keberhasilan Portugis dan Spanyol menemukan daerah baru (daerah penghasil rempah-rempah), para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan. Pada tahun 1594, Barents mencoba berlayar untuk mencari tananh Hindia melalui daerah kutub utara.

Barents kurang mengetahui medan hingga ia gagal melanjutkan penjelajahan karena kapalnya terjepit es (mengingat air di kutub utara sedang membeku). Barents berhenti di sebuah pulau dan berusaha kembali ke negerinya, tetapi di perjalanan ia meninggal.

Pada tahun 1595 penjelajahan dilanjutkan oleh Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang biasa dilalui oleh orang Portugis dan pada tahun 1596 berhasil mencapai kepulauan Nusantara dan mendarat di Banten. 

Cornelis de Houtman diterima dengan baik oleh rakyat Banten karena niatnya untuk berdagang. Kerajaan Banten pada saat itu diperintah oleh Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Melihat Pelabuhan Banten yang strategis dan adanya hasil rempah-rempah, Cornelis de Houtman berusaha memonopoli perdagangan di Banten.

Tindakan Cornelis de Houtman termasuk tidak dapat diterima rakyat Banten dam kemudian mengusir orang-orang Belanda Rombongan Cornelis de Houtman pun meninggalkan Banten dan kembali ke Belanda.

Ekspedisi selanjutnya dipimpin oleh Van Heemskerkck. Pada tahun 1598 Van Heemskerkck sampai di Nusantara dan mendarat di Banten. Rombongan Van Heemskerkck lebih bersahabat, rakyat Banten menerima kedatangannya dan orang-orang Belanda pun melakukan perdagangan. Kapal mereka berlayar ke timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban dilanjutkan ke arah timur Maluku. Pada tahun 1599 di bawah pimpinan Jacob van Neck sampai di Maluku.

Baca juga selanjutnya Munculnya Konflik, Pergolakan dengan Sistem Pemerintahan

Post a Comment for "Sejarah masuknya Kolonialisme dan Imperialisme ke Nusantara"