Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Latar Belakang Firaun-Firaun Wangsa Ptolemaios

Latar Belakang Firaun-Firaun Wangsa Ptolemaios 

Firaun-firaun dari wangsa Ptolemaios telah dinobatkan oleh Imam Besar Ptah di kota Memfis, tetapi bermastautin di Aleksandria, kota multibudaya bercorak Yunani yang telah didirikan oleh Aleksander Agung, tokoh termasyhur asal Makedonia. Firaun-firaun wangsa Ptolemaios bertutur dalam bahasa Yunani, dan memerintah Mesir Kuno selayaknya kepala-kepala monarki Yunani Helenistik, bahkan telah menolak mempelajari bahasa asli Mesir Kuno.

Ratu Kleopatra justru berbeda; dia sudah bisa berbicara dalam beberapa macam bahasa pada saat mencapai usia dewasa, dan menjadi penguasa pertama dari wangsa Ptolemaios yang mampu belajar bahasa Mesir Kuno. Dia juga bisa bertutur dalam bahasa Etiopia, bahasa Trogodit, bahasa Ibrani (atau bahasa Aram), bahasa Arab, bahasa Suriah (mungkin bahasa Suryani), bahasa Media, bahasa Partia, dan bahasa Latin, walaupun orang-orang Romawi sezamannya lebih suka bercakap-cakap dengannya dalam bahasa Yunani Koine, bahasa ibunya.

 Ptolemaios


 Ptolemaios

Bahasa-bahasa yang telah dikuasai Kleopatra selain bahasa Yunani, bahasa Mesir, dan bahasa Latin, telah mencerminkan hasratnya untuk bisa menguasai kembali daerah-daerah di Afrika Utara dan Asia Barat yang pernah menjadi bagian dari wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios.

Kekaisaran Romawi ikut campur dalam urusan pemerintahan Mesir sudah berlangsung sejak lama sebelum masa pemerintahan Kleopatra. Ptolemaios IX Latiros wafat pada penghujung tahun 81 SM, dan digantikan oleh putrinya, Berenike III. Penentangan yang muncul di lingkungan istana terhadap gagasan penobatan seorang perempuan menjadi kepala monarki tanpa pendamping membuat Berenike III terpaksa bersedia untuk menikah dan memimpin pemerintahan bersama-sama dengan saudara sepupu sekaligus anak tirinya, Ptolemaios XI Aleksandros II, sesuai dengan arahan Diktator Republik Romawi, Sula.

Tak lama kemudian selepas menikah pada tahun 80 SM, Ptolemaios XI menyuruh orang untuk membunuh Berenike III, tetapi dia sendiri akhirnya meninggal dihakimi massa dalam kerusuhan yang dipicu oleh peristiwa pembunuhan Berenike III.

Ptolemaios XI, dan mungkin pamannya, Ptolemaios IX, atau mungkin pula ayahnya, Ptolemaios X Aleksandros I, telah menjadikan Kerajaan Wangsa Ptolemaios untuk jadi jaminan pinjaman dana dari Republik Romawi, sehingga pemerintah Republik Romawi mempunyai landasan hukum untuk mengambil alih pemerintahan Mesir, yang sudah berstatus negara gundalnya, ketika Ptolemaios XI wafat dibunuh.

Walaupun demikian, pemerintah Republik Romawi justru membuat keputusan untuk bisa memecah wilayah Kerajaan Wangsa Ptolemaios, dan membagi-bagikannya kepada anak-anak Ptolemaios IX di luar pernikahan. Siprus telah diserahkan kepada Ptolemaios dari Siprus, sementara Mesir Kuno telah diserahkan kepada Ptolemaios XII Auletes.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Latar Belakang Firaun-Firaun Wangsa Ptolemaios"