Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sarawak, Sulu, dan Mindanau yang ditumpas Majapahit

Sarawak, Sulu, dan Mindanau yang ditumpas Majapahit - Sisa-sisa kekuasaan Sriwijaya “ditumpas” oleh Majapahit. Sejumlah pangeran dan prajurit melarikan diri ke berbagai wilayah Melayu. Di Pulau Jolo, terdapat kerajaan Baguinda. Menurut satu riwayat, seorang Arab yang melakukan perjalanan dari Sumatra dan Kalimantan, menikah dengan anak perempuan raja Baguinda (1450 M.). 

Setelah itu, semua sultan Sulu menyatakan diri sebagai keturunan dari sultan pertama. Islam yang berkembang di Sulu dan Filipina Utara dibawa oleh para pedagang dan da'i dari Malaka; sehingga Spanyol melaporkan bahwa sebelum terbentuk kesultanan Islam di Filipina, telah ada perkampungan muslim (1514 M.).

Pada tahun 1511 M., pusat perdagangan Islam (Malaka) jatuh ke tangan Portugis. Anggota keluarga kerajaan melarikan diri ke berbagai daerah untuk mengungsi. Setelah Malaka jatuh, Brunei muncul sebagai pusat perdagangan bagi umat Islam (1520 M.). 

Sarawak, Sulu, dan Mindanau yang ditumpas Majapahit

Sultan Muhammad yang berkuasa di Brunei didukung oleh saudaranya di Johor, Ahmad. Sultan yang berkuasa berikutnya adalah Nakoda Ragam dengan gelar Sultan Bolkiah. Pada zamannya, Brunei berkembang dan angkatan perang dibentuk. 

Pada tahun 1565 M, Spanyol menaklukkan Filipina dan penganut Katholik. Dalam melakukan perluasan kekuasaan di Filipina, Spanyol mendapat perlawanan dari tiga kesultanan Islam. yaitu Sulu.,Maguindanao, dan Bayan. Sejak itu, Islam tidak melakukan gerakan senjata (1973-1976) yang memaksa Manila menandatangani Perjanjian Tripoli yang memberi otonomi penuh bagi Moro.

Pemerintah Filipina tidak bisa mematuhi Perjanjian Tripoli, sehingga pada tahun 1977, terjadi lagi perang antara musltm dengan pemerintah. Nur Misuari mendapat tantangan dari fraksi lain, yaitu Front Pembebasan Islam Moro (MILF) yang konservatif dan kelompOk reformis MNLF (MNLF-RG) yang modernis.

Baca juga selanjutnya di bawah ini


Pada zaman Corozon Aquino, Manila gagal meneruskan negosiasi yang berpijak pada Perjanjian Tripoli. Akan tetapi, pemerintah berjanji akan memberikan otonomi terbatas kepada Moro. Meskipun demikian, MNLF telah menarik diri dari negosiasi dan bahkan menyerukan kepada fraksi-fraksi Moro lainnya.