Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nasionalisme di timur tengah

Nasionalisme di timur tengah 

Daerah Timur Tengah (Timteng) ialah daerah yang terletak di Asia Barat Daya dan Afrika Timur Laut dengan penduduk sebagian besar beragam Islam. Posisinya sangat strategis karena merupakan jembatan antara Asia-Afrika-Eropa dan memiliki Terusan Suez serta sumber minyak yang mencukupi 48% keperluan dunia. Timur Tengah menjadi medan perebutan pengaruh adi kuasa (super power) yang mengakibatkan timbulnya kekacauan terus-menerus.

a. Turki Usmani.

Bangsa Turki di bawah Ertughril dapat mengalahkan Turki Seljuk dan Mongol pada akhir abad ke-13. Di bawah putranya bernama Usman I, Turki menjadi kerajaan. Dengan pasukan Janitsari yang kuat dan dibawah pimpinan raja-raja seperti Murad I, dan Muhammad II kerajaan Turki menjadi kerajaan besar. Wilayahnya mencakup Timur Tengah dan Eropa Tenggara, sehingga Turki menjadi kerajaan dunia (1450-1575).

Sejak akhir abad ke-16 Turki menjadi kerajaan lemah, karena tidak ada sultan yang kuat, timbulnya persekongkolan dalam istana, merosotnya tentara Janitsari yang justru menjadi pengacu, pemerintahan yang tidak memiliki wibawa, dan timbulnya nasionalisme. Turki yang mula-mula kuat, kemudian sangat lemah digelari ''The Sick Man'', artinya orang sakit.

Turki Usmani.

b. Soal Timur.

Keadaan Turki yang semakin parah menimbulkan Soal Timur (East Question) yaitu persoalan yang ditimbulkan oleh kepentingan negara-negara Barat tentang status Turki dan jajahannya.

Sebab-sebab timbulnya Soal Timur :

  • Karena The Sick Man akan runtuh, sehingga negara-negara Barat mau menarik keuntungan.
  • Pemerintahan Turki tidak baik dan kolot.
  • Kepentingan negara-negara Barat yang saling bertentangan.
  • Selesainya Terusan Suez yang ada di wilayah Turki.
  • Meningkatnya imperialisme modern.
  • Adanya sentimen agama bangsa Barat terhadap Turki yang beragama Islam.

Soal Timur berisi tiga masalah yaitu :

1. Status Turki.

Negara-negara Barat berbeda pendapat tentang status Turki. Rusia menginginkan Turki diruntuhkan sama sekali karena menghalangi maksudnya dalam melaksanakan Politik Air Hangat ke Laut Tengah. Inggris tidak menginginkan Turki runtuh sama sekali agar ada penghalang Rusia ke Laut Tengah.

Perancis berpendapat sama dengan Inggris, tetapi waktu Perancis berniat menggantikan Turki segera ditentang oleh Inggris. Sedangkan Australia tidak menginginkan Turki runtuh sama sekali, agar Rusia dengan Slavisme tidak berkuasa di Balkan sehingga Australia dapat berperan di daerah itu.

2. Status Jajahan-jajahan Turki.

Negara-negara Barat memperebutkan daerah jajahan Turki. Rusia dan Australia menginginkan daerah Balkan sehingga menimbulkan Soal Balkan yang menjadi salah satu sebab Perang Dunia I. Sedangkan Inggris dan Perancis menginginkan Mesir, sehingga menimbulkan Soal Mesir yang akhirnya dimenangkan oleh Inggris.

3. Kepentingan-kepentingan Negara-negara Barat mengenai Turki.

Rusia ingin mendapatkan Istambul, Bosporus, Marmora, dn Dardanella (The straits) agar dapat menguasai perairan penting itu untuk kepentingan Politik Air Hangatnya dan menghalangi Inggris-Perancis di daerah tersebut.

Austria menginginkan Balkan agar dapat menguasai perairan Sungai Donau yang merupakan urat nadi perdagangan Austria, tetapi mendapat tantangan dari Rusia. Inggris dan Perancis ingin berperanan di Laut Tengah agar dapat menjadi penghubung perdagangan Asia - Eropa.

Akibat-akibat yang timbul berupa peperangan seperti Perang Mesir - Turki I dan II, Perang Krim antara Rusia dengan Turki yang dibantu Inggris - Perancis, Perang Rusia - Turki akhir dengan kemenangan Rusia. Untuk meredakan keadaan, Jerman di bawah Otto von Bismarck mengadakan Kongres Berlin II (1878) yang menyebabkan Turki kehilangan daerah jajahannya di Eropa.

c. Republik Turki.

Keadaan Turki yang makin parah menyebabkan timbulnya Turki Muda (1896 - 1918) yang ingin menyelamatkan Turki dari keruntuhan dengan mengadakan reorganisasi negara secara modern dan menanamkan nasionalisme Turki. UUD dapat diperoleh dan di bawah pimpinan Enver Bey dilaksanakan perebutan kekuasaan terhadap Sultan Muhammad V (1912).

Kaum Turki Muda bersimpati kepada Jerman yang menyebabkan negara yang mundur itu ikut di pihak negara Sentral dalam Perang Dunia I. Mereka menyerang Rusia yang menyebabkan Inggris - Perancis sebagai negara Sekutu menyatakan perang. Di bawah Mustafa Kemal Pasha tentara Turki berhasil menggagalkan pendaratan Inggris di Galipoli.

Walaupun Turki di pihak kalah, tetapi Turki di bawah Mustafa Kemal Pasha tidak dapat terlalu didikte oleh Sekutu sehingga Perjanjian Sevres (1920) yang menguntungkan Sekutu terpaksa diganti dengan Perjanjian Lausanne (1923) yang tidak terlalu merugikan Turki. Di Ankara didirikan pemerintahan Turki, lepas dari pemerintahan di Istambul dan kemudian menjadi Republik Turki (1923). Mustafa Kemal Pasha sebagai presiden pertama dan kesultanan Turki dihapuskan (1924).

Modernisasi dijalankan dengan menyusun UUD baru, menyusun ekonomi dengan etatisme, yaitu negara yang mengatur segala-galanya, melaksanakan Rencana Lima Tahun untuk memajukan perekonomian. Perkawinan sipil diharuskan, poligami dilarang, dan tiap orang wajib mempunyai nama keluarga.

Mustafa Kemal Pasha diberi nama Ataturk yang berarti Bapak Bangsa Turki. Kebudayaan Barat dikembangkan dengan jalan mengganti abjad Arab dengan abjad Latin, pakaian tradisional Turki diganti dengan pakaian cara Barat. Walaupun menurut wilayahnya Turki lebih sempit tetapi negara muda itu tampak sebagai negara yang maju dan kuat, dan benar-benar sebagai negara Timur (wilayahnya di daratan Eropa hanya tinggal sekitar Istambul).

d. Negara-negara Arab.

Negara-negara Arab ialah negara-negara di Timur Tengah yang semula merupakan jajahan Turki, tetapi sekarang menjadi negara merdeka. Dalam Perjanjian Lausanne (1923) ditetapkan antara lain berikut ini :
  • Tracia Timur kembali kepada Turki.
  • Turki melepaskan daerah-daerah yang berpenduduk bukan Turki, seperti : Arabia yang menjadi negara merdeka, Libia yang diambil Italia, Mesir - Palestina - Irak - Ciprus yang diambil Inggris, Siria - Libanon yang diambil Perancis.
  • The Straits terbuka bagi semua kapal.
  • Semua hak eksteritorial dihapuskan.
  • Turki tidak usah membayar ganti kerugian perang dan tidak usah mengurangi tentaranya.
  • Turki harus melindungi golongan minoritas.

e. Arab Saudi.

Kerajaan Arab Saudi mengalami kemajuan pesat di bawah raja Abdul Aziz Ibn Su'ud. Dijalankan modernisasi dengan meningkatkan kehidupan masyarakat Badui yang semula sebagai nomaden menjadi petani menetap. Kesehatan pendidikan dikembangkan, dan sarana perhubungan ditingkatkan untuk memperlancar keperluan umat Islam dalam melaksanakan ibadah haji.

Semua dapat dilakukan karena sumber alamnya berupa emas dan minyak. Tambang emas di Hijaz diusahakan oleh Arab Saudi Mining Syndicate yang merupakan perusahaan Arab - Amerika Serikat - Kanada - Inggris.

Sedangkan minyak diusahakan oleh Arabian American Oil Company (Aramco). Keperluan minyak dunia yang kian meningkat menyebabkan harga minyak terus naik, sehingga negara gurun pasir itu memiliki devisa yang berlebihan (petro dolar).

f. Siria (Suriah).

Siria berusaha mengikuti jejak Turki Muda dengan mengadakan Kongres di Damsyik dan mengangkat Faisal sebagai rajanya (1920). Tetapi, berdasarkan Perjanjian Lausanne dan keputusan Liga Bangsa-Bangsa (LBB), Siria dijadikan mandat Perancis. Timbul pemberontakan Drus (1925 - 1927) yang mengakibatkan daerah Perancis itu dibagi menjadi dua negara yaitu Republik Libanon dengan ibu kota Beirut dan Republik Siria dengan ibu kota Damsyik.

g. Irak.

Irak pun mengikuti jejak Turki dengan menjadikan negaranya sebagai negara merdeka (1918). Dengan ditetapkannya Perjanjian Lausanne dan keputusan LBB, Irak menjadi mandat Inggris. Terjadi Pemberontakan rakyat Irak yang terpaksa diakui oleh Inggris sebagai negara merdeka di bawah Raja Faizal I.

Kesulitan yang dihadapi Irak ialah timbulnya pemberontakan bangsa Kurdi yang daerahnya masuk wilayah Turki, Irak, da Iran. Bangsa Kurdi ingin menjadi bangsa merdeka dengan mengadakan pemberontakan beberapa kali, tetapi selalu ditindas dengan kejam.

Suatu sengketa antara Irak dengan Turki terjadi karena masalah Mosul, tetapi LBB menetapkan Mosul masuk Irak. Perebutan kekuasaan dilakukan oleh militer (1958), kerajaan dihapuskan diganti republik. Perang terjadi dengan Iran dikenal sebagai Perang Teluk Persia (1980 - 1989).

h. Iran.

Iran yang kaya minyak dan strategis letaknya menjadi medan perebutan Rusia, Turki, Jerman, dan Inggris. Setelah Perang Dunia I Inggris merupakan satu-satunya negara yang berpengaruh. Tahun 1921 Kolonel Reza Khan bersama seorang ulama Sayid Zia ud-Din merebut kekuasaan.

Sayid Zia ud-Din didesak keluar (1923) dan akhirnya Raja Ahmad Syah diturunkan dari tahta (1925). Reza Khan menjadi raja Iran dan mendirikan dinasti Pahlevi. Dalam Perang Dunia II Syah Reza Pahlevi cenderung kepada Jerman, sehingga ia diasingkan oleh Inggris ke Afrika Selatan (1941).

Penggantinya ialah Mohammad Reza Pahlevi (1941 - 1979). Perdana Menteri Mossadegh menasionalisasi Anglo Iranian Oil Company (AIOC) menjadi National Iranian Oil Company (NIOC). Mohammad Reza Pahlevi tidak menyetujui, sehingga ia tersingkir ke luar negeri (1953).

Tetapi dengan bantuan negara-negara Barat, Jenderal Zahedi dapat merebut kekuasaan di Irian. Mossadegh disingkirkan dan Mohammad Reza Pahlevi kembali ke tahtahnya. Syah yang memerintah secara otoriter mendapat tantangan dari golongan ulama di bawah Ayatullah Khomaini.

Setelah terasing selama empat belas tahun di luar negeri Khomaini dapat mendesak Syah (1979) dan menjadikan Iran negara Republik dengan Bani Sadr sebagai presiden pertama (1980). Setelah ia disingkirkan, kepemimpinan di tangan Ayatullah Khomaini sampai wafatnya (1987). Melalui pemilihan tokoh moderat, Rafsanjani menjadi presiden (1988).

i. Liga Arab.

Bangsa Arab menentang dan berusaha menghilangkan negara Yahudi dari tengah-tengah wilayahnya. Mesir, Saudi Arabia, Yaman, Transyordania, Libanon, dan Siria membentuk Liga Arab (Arab League) di Bludan (1945) dengan tujuan :
  • Menjamin kemerdekaan anggota-anggotanya.
  • Mempererat hubungan dan persaudaraan anggota-anggotanya.
  • Kerja sama dalam bidang ekonomi, politik, militer.
  • Tiap anggota wajib tunduk pada putusan Council of the League yang terdiri atas wakil negara-negara Arab.

Perang I berkobar antara anggota Liga Arab dengan Israel (1948 - 1949) sehingga PBB turun tangan. Di bawah Bernadotte sebagai wakil PBB dapat diadakan gencatan senjata, tetapi pembagian Palestina yang diusulkannya dianggap merugikan Yahudi. Ia dibunuh oleh orang Yahudi di Yerusalem dan digantikan oleh Dr. Ralph Bunch yang berhasil mengadakan pembagian Palestina.

Perang II terjadi waktu Inggris - Perancis menyerbu Terusan Suez (1956), Israel membonceng serbuan tersebut dengan menduduki Teluk Aqaba, sehingga Israel memiliki pelabuhan di tepi Laut Merah.

Perang III terjadi waktu Israel menyerang Semenanjung Sinai (1967). Sedangkan Perang IV terjadi karena Israel menyerang dan menduduki Dataran Tinggi Golan (Siria) dan Terusan Suez (1973). Akibat peperangan-peperangan tersebut beberapa daerah Arab jatuh ke tangan Israel, sedangkan bangsa Arab Palestina menjadi pengungsi di beberapa negara.

Transyordania merupakan negara yang secara terbuka mau menerima pengungsi Arab Palestina menjadi warga negaranya, sehingga jumlahnya meningkat dari 400.000 orang menjadi satu setengah juta orang. Mereka bertempat tinggal di Yordania (sebelah timur Sungai Yordan) dan tepi Barat Yordan yang didudukinya dalam Perang Arab - Israel 1948 - 1949.

Sebagian bangsa Arab Palestina hidup sebagai pengungsi di Libanon dan Siria. Di daerah pengungsiannya, bangsa Arab Palestina membentuk organisasi tentara maupun pasukan gerilya. Di antaranya yang terkenal, ialah Palestine Kursif Liberation Organization (PLO) dengan pasukan Al Fatah di bawah pimpinan Yasser Arafat.

Masalah Palestina sulit diselesaikan, karena pendirian pihak Israel dan Arab Palestina bertentangan. Bangsa Israel berpendirian bahwa sebagai bangsa, mereka mempunyai hak hidup dan bernegara yang harus terjamin kedudukannya. Sedangkan bangsa Arab yang merupakan milik bangsa Arab Palestina.

Baca juga di bawah ini :

Post a Comment for "Nasionalisme di timur tengah"