Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Naziisme jerman di bawah Adolf Hitler

Naziisme jerman di bawah Adolf Hitler 

Fasisme Jerman bersumber dari keberadaan Partai NAZI. Oleh karena itu fasisme Jerman juga disebut Naziisme. Naziisme juga mendudukkan kepentingan negara di atas segalanya. Di samping itu NAZI sangat membanggakan ras Nordic sebagai ras yang paling unggul.

Dengan demikian, paham NAZI mengembangkan nasionalisme yang sempit (chauvinis), dengan membanggakan ras bangsa sendiri dan memandang rendah ras bangsa lain. Munculnya Partai NAZI diawali dengan pembentukan Partai Buruh Jerman (deutsche Arbeiter Partij) oleh Adolf Hitler pada tahun 1919. Partai Buruh Jerman kemudian berubah menjadi National Sozialische Deutsche Arbeiter (NSDAP) atau yang lebih dikenal sebagai Partai NAZI.

Adolf Hitler

Faktor-faktor apa saja yang telah mendorong lahirnya NAZI Jerman :

  • Kenangan kejayaan masa lalu.
  • Kesulitan ekonomi yang melanda Jerman menimbulkan ketidakpuasan terhadap pemerintah.
  • Sistem pemerintahan yang dianggap lemah, sehingga tidak mampu membangkitkan kembali harga diri bangsa Jerman.
Paham NAZI Jerman didasarkan pada buku karya Hitler yang berjudul Mein Kampf (Perjuangan Saya). Buku karya Hitler tersebut telah memuat ajaran-ajaran sebagai berikut ini :
  • Nasionalisme yang bersumber pada kebangsaan.
  • Bangsa Jerman merupakan bangsa terhormat, tertinggi derajatnya dan harus memerintah semua bangsa.
  • Kepentingan umum berada di atas kepentingan pribadi dan kepentingan negara berada di atas segala-galanya.
Dalam buku Mein Kampf juga disebutkan, bahwa Hitler bermaksud menghancurkan republik, melenyapkan demokrasi, dan menyapu bersih serikat-serikat kerja komunis dengan menempatkan diri sebagai fuhrer (diktator tertinggi di Jerman).

Dalam Perang Dunia I, Jerman mengalami kekalahan total. Kekalahan dalam Perang Dunia I ini membuat kondisi sosial ekonomi Jerman sangat buruk. Hal ini diperparah dengan terjadinya berbagai kekacauan berupa bentrokan-bentrokan antar partai politik yang ada.

Di tengah-tengah kesulitan tersebut, tampillah Adolf Hitler. Ia berhasil memegang tampuk pemerintahan setelah merebut kekuasaan pemerintahan republik pada tahun 1933. Adolf Hitler memiliki ambisi besar untuk mengembalikan kejayaan masa lampau seperti sebelum terjadinya Perang Dunia I.

Hitler juga memiliki keinginan yang kuat untuk membalas dendam terhadap negara-negara yang menghina Jerman melalui Perjanjian Versailles. Untuk mewujudkan ambisi tersebut, Hitler menempuh upaya sebagai berikut ini :
  • Menghapus sistem negara bagian.
  • Mengobarkan semangat anti Yahudi.
  • Membangun angkatan perang yang kuat.
  • Tampil sebagai diktator dan meletakkan kekuasaan secara mutlak di tangannya.
  • Tidak mengakui Perjanjian Versailles dan keluar dari LBB.
  • Memperkuat dukungan rakyat terhadap Partai NAZI.
  • Mengadakan pembersihan terhadap orang-orang Yahudi.
  • Membunuh siapa saja yang dianggap lawan, termasuk orang-orang komunis.
  • Mencabut hak-hak sipil rakyat sebagai hak perorangan dan diganti dengan hak kemasyarakatan untuk kepentingan negara.
  • Menghapuskan semua hak berbicara, menulis, berfikir, berpendapat, dan digantikan dengan sistem komando yang berada di tangan fuhrer.
Untuk melebarkan kekuasaannya sebagai fuhrer, Hitler segera melaksanakan politik ekspansi (perluasan wilayah) sebagai berikut ini :
  • Pada tahun 1934, ia mengirimkan pasukannya ke Austria dan berhasil membunuh Raja Austria. Akan tetapi usaha untuk menguasai Austria menemui kegagalan karena Austria mendapat bantuan Mussolini dari Italia.
  • Pada tahun 1936, ia mengirim tentara ke Spayol dan berhasil menduduki Lembah Rhein.
  • Pada tahun 1938, ia berhasil menaklukkan Austria setelah mengadakan perjanjian damai dengan Mussolini.
  • Pada tahun 1938, ia berhasil menduduki Cekoslowakia.

    Dengan serangkaian keberhasilan itu, maka cita-cita Hitler untuk menjadi orang kuat di dunia ini menjadi kenyataan. Karena telah berhasil membunuh raja Austria.

    Baca juga di bawah ini :

    Post a Comment for "Naziisme jerman di bawah Adolf Hitler"