Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Macam dan jenis teater tradisional

Macam dan jenis teater tradisional 

Macam dan jenis teater tradisional - Jenis teater tradisional ternyata banyak juga macamnya, sebanyak kebudayaan daerah yang terdapat di Nusantara. Pada kesempatan kali ini teater tradisional yang akan dibahas ialah teater tradisional daerah yang hanya berkembang di sekitar daerah tersebut. Teater tradisional tersebut, diantaranya sebagai berikut :

a. Barong.

Barong ialah perpaduan atau kolaborasi antara seni teater, seni musik dan seni tari. Karena ketika pada waktu pementasan ketiga unsur seni tersebut sama-sama dominan. Seni teater telah bisa dilihat dari ceritanya, yaitu berkisah tentang pertarungan antara ''Kebajikan'' melawan '' Kebatilan''.

Barong yaitu makhluk motologi menggambarkan ''Kebijakan'' dan Rangda yaitu tokoh jahat yang menggambarkan ''Kebatilan''. Gerakan para tokoh atau pemain berupa gerakan-gerakan tari, dilakukan dengan bernyanyi.

Tokoh Rangda

b. Makyong.

Makyong ialah teater tradisional yang berasal dari Pulau Bintan, Riau. Makyong berasal dari kesenian istana. Makyong dilaksanakan pada waktu siang hari atau malam hari. Lama pementasan atau pertunjukan kurang lebih tiga jam. Pemain makyong kurang lebihnya terdiri atas lima orang, baik laki-laki atau wanita dan seorang pencerita yang disebut awang.

Para pemain baik laki-laki atau wanita semuanya memakai topeng. Oleh karena itu maka pementasan Makyong sering disebut sendratari topeng. Cerita dalam pementasan Makyong diambil dari cerita-cerita hikayat melayu.

c. Mamanda.

Mamanda ialah teater tradisional yang berasal dari Kalimantan Selatan. Tema cerita Mamanda pada umumnya menggambarkan pertentangan antara pengusaha yang kurang bijaksana melawan warga masyarakat yang baik. Cerita Mamanda biasanya diambil dari cerita Syair Abdul Muluk.

Mamanda dilakukan di tempat terbuka. Nama mamanda diambil dari kebiasaan pemeran raja yang memanggil mangkubumi dengan sebutan ''Mamanda''. Bentuk teater itu telah meliputi tiga unsur yaitu tari, gerak, dan nyanyian.

Teater tradisional Mamanda pertama kali berkembang di Margasari, kabupaten Tapir. Cerita Mamanda pertama kali diambil dari cerita Syair Abdul Muluk. Tetapi pada awal abad ke-20 sekitar tahun 1937, muncul aliran Tuban di hulu Sungai Tengah. Aliran Tuban itu sudah mengembangkan cerita masa kini untuk pementasan Mamanda ini.

d. Cepung.

Cepung ialah teater tradisional yang telah berasal dari desa Jagaraga, kecamatan Kediri, Lombok Barat. Cepung termasuk salah satu teater tutur karena cepung berasal dari sastra lisan yang dituturkan dan belum diperagakan secara komplit.

Dituturkan di dalam pengertian yang luas dan sering dilaksanakan dengan menyanyi serta diringi dengan suatu tabuhan atau musik. Para pemain Cepung semua pria, disebut sekaha. Para pemain Cepung terdiri dari : Pemain suling (suling besar, pendek, khusus untuk cepung), pemain suling kecil, seorang yang membaca surat-surat pada daun lontar, dan penyanyi yang duduk sambil menari-neari menggerak-gerakan tubuh dan kedua tangannya.

Surat pada daun lontar itu di Pulau Lombok pada umumnya telah ditulis dengan memakai bahasa Jawa Madura. Surat yang telah dipakai khas dalam permainan Cepung disebut lontar monyeh, yang memakai bahasa Sasak.

Artikel yang saya tulis diatas telah menjelaskan tentang jenis-jenis teater tradisional yang mempunyai banyak macam. Pada kesempatan ini artikel diatas teater tradisional yang telah dibahas dengan detail dan ringkas jelas, semoga menjadi bermanfaat bagi teman-teman.

Baca juga di bawah ini :

Post a Comment for "Macam dan jenis teater tradisional"