Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Indische Partij didirikan di Bandung 25 Desember 1912

Indische Partij didirikan di Bandung 25 Desember 1912 

Sejak awal berdirinya organisasi yang didirikan di Bandung 25 Desember 1912 merupakan partai politik dengan program yang jelas. Pendiri partai politik ini sebenarnya didahului dengan propaganda secara besar-besaran. Dilihat dari tokoh-tokoh pendirinya, salah seorang di antaranya adalah E.F.E Douwes Dekker.

Douwes Dekker (Danurejo Setiabudi) adalah keponakan Eduard Douwes Dekker penulis Max Havelaar, cucu dari saudara Multatuli yang bernama Jan Douwes Dekker yaitu seorang penanam kopi di Jawa Timur (DMG KOCH, 1951:37).

Pendiri Indische Partij ini juga dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indo). Partai ini didirikan oleh EFE Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, dan Soewardi Soerjaningrat, yang sering disebut sebagai Tiga Serangkai. 

Gambar Tokoh Douwes Dekker

Indische Partij didirikan di Bandung 25 Desember 1912

Tujuan Indische Partij adalah untuk membangun patriotisme semua Indiers terhadap tanah air yang telah memberikan lapangan hidup kepada mereka agar mereka mendapat dorongan untuk bekerjasama atas dasar persamaan ketatanegaraan untuk memajukan tanah air mereka (Mawarti Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, 1982, jilid V:187).

Di dalam rapat pendirian partai yang diadakan tanggal 25 Desember 1912 itu yang sekaligus telah menetapkan anggaran dasar telah disampaikan kepada pemerintah untuk secepatnya mendapat pengakuan atas keberadaan organisasi ini atau terhadap agar Indische Partij diakui sebagai Rechtspersoon/berbadan hukum.

Pemerintah Belanda pada tanggal 4 Maret 1913 mengeluarkan surat keputusan yang ternyata menolak permintaan itu. Pemerintah kolonial berdalih karena perkumpulan itu berdasarkan politik dan mengancam hendak merusak keamanan umum sehingga dilarang, seperti yang dimaksudkan oleh pasal 111 Regerings Reglement Hindia Belanda.

Dalam upaya mendapatkan badan hukum, para pemimpin Indische Partij mengganti pasal-pasal anggaran dasar kemudian mengadaptasi anggaran dasar perkumpulan Insulinde (suatu perhimpunan orang-orang Belanda peranakan yang lebih banyak bergerak dalam lapangan sosial dari pada politik), maka untuk kedua kalinya diajukan lagi pada pemerintah Belanda tanggal 5 Maret 1913.

Permintaan inipun ditolak sesuai dengan surat pemerintah Belanda pada tanggal 11 Maret 1913. Bencana terhadap Indische Partij akhirnya tiba juga karena para pemimpin ditangkap dan diasingkan ke negeri Belanda. Hal ini bermula dari keinginan pemerintah Belanda untuk melaksanakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda dari tangan Perancis.

Perayaan pembebasan itu direncanakan diperingati juga oleh pemerintah Hindia Belanda. Usaha peringatan ini sebenarnya merupakan tindakan provokatif yang tidak masuk akal. Adalah suatu kesalahan besar di mana suatu negeri penjajah melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai penjajahnya.

Hal yang ironis ini banyak mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin Indische Partij. Bahkan mereka melakukan tindakan riil dalam upaya menentang perintah itu, dengan mendirikan ''Komite Bumiputra''. Dengan terjadinya penangkapan terhadap para pemimpin Indische Partij dengan sendirinya organisasi ini tidak mampu menjalankan roda organisasinya.

Masih ada usaha untuk melakukan aktivitas, bahkan dalam usaha untuk mengurangi pandangan yang berupa kecurigaan akan perjuangan Indische Partij, diadakan perubahan nama menjadi Nasional Indonesia Partij. Walaupun demikian tidak banyak menolong dalam upaya menjadikan Indische Partij sebagai partai massa.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Indische Partij didirikan di Bandung 25 Desember 1912"