Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PERTUMBUHAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

PERTUMBUHAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA 

Adanya hubungan antara rakyat pribumi dan para pedagang Islam telah mempengaruhi sistem pemerintahan kerajaan Indonesia. Sehingga beberapa kota yang semula haya bandar-bandar dagang berkembang menjadi kerajaan.

Nah marilah kita lihat perkembangan kerajaan bercorak Islam di Indonesia.

1. Kerajaan Perlak : Hasil seminar sejarah Islam di Medan tahun 1963, telah menyimpulkan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Perlak. Kesimpulan seminar tersebut kemudian di kukuhkan dalam seminar sejarah Islam di Banda Aceh tahun 1978.

Kesimpulan ini kemudian dikukuhkan lagi dalam seminar sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Aceh dan Nusantara tahun 1980 di Bada Aceh. Dengan demikian semakin kokohlah kesimpulan bahwa kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Perlak.

PERTUMBUHAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

2. Kerajaan Samodra Pasai : Kerajaan Islam berikutnya yang muncul di Indonesia adalah kerajaan Samodra Pasai. Kerajaan ini berkembang di pusat kegiatan perdagangan Samodra dan Pasai. Samodra Pasai terletak di Aceh Utara,di Kabupaten Loksumawe sekarang.

Mengingat letaknya yang strategis, di pintu masuk Selat Malaka, maka sangat mungkin Samodra Pasai merupakan daerah yang pertama kali yang dikunjungi para pedagang Islam baik dari Asia Barat maupun dari Gujarat. Diperkirakan daerah Samodra Pasai merupakan daerah yang bersentuhan dengan Islam sejak abab ke-8. Pada abab ke-13 baru muncul kerajaan Samodra Pasai.

3. Kerajaan Malaka : Hubungan antara perdagangan Samodra Pasai dan Malaka yang semakin ramai telah membawa pengaruh Islam di Malaka. Muncullah kemudian masyarakat Islam di Malaka pada abab ke-14 Malaka menjadi bandar paling penting di Asia Tenggara. Dalam perkembangannya masyarakat muslim di Malaka semakin banyak sehingga muncul sebagai kerajaan besar.

4. Kerajaan Aceh : Awal abab ke-16 Aceh masih merupakan kerajaan kecil yang tunduk di bawah kekuasaan Pedir. Pada masa kekuasaan Sultan Ibrahim, Aceh melepaskan diri dari kekuasaan Pedir. Pusat pemerintahan kerajaan Aceh ada di Kutaraja. Kerajaan Aceh mengalami perkembangan pesat.

Hal ini di dorong oleh letaknya Aceh yang strategis ditijau dari segi pelanyaran. Jatuhnya Malaka di tangan Portugis ditambah lagi Samudra Pasai kemudian menjadikan Aceh semakin ramai dikunjungi pedagang Islam. Aceh menjadi kerajaan yang semakin kaya dan besar pengaruhnya.

Untuk memperkuat kerajaannya sekaligus untuk menandingi kekuatan Portugis, Sultan Ibrahim membentuk angkatan perang yang kuat. Yang menarik ada anggota perang yang berasal dari Asia Barat, misalnya dari Arab dan Turki. Aceh juga menjalin persahabatan dengan Kesultanan Turki.

Dari hubungan persahabatan ini Aceh mendapatkan bantuan kapal dan peralatan perang dari Turki. Dengan kekuatan ini Aceh berusaha memperluas daerah kekuasaannya. Daerah Sumatra Barat yang kaya emas dan lada berhasil ditundukkan. Aceh mencapai masa keemasan di bawah Kesultanan Iskanda Muda yang memerintah tahun 1607-1936.

Ia adalah orang yang cakap dan pemeluk Islam yang taat. Wilayah di Semenanjung Malaya, seperti Johor, Kedah, Pahang berhasil dikuasai. Demikian juga Perlak, pulau Bintan dan Nias. Iskandar Muda bersifat anti Penjajah. Ia bercita-cita dapat mengusir Portugis dari Malaka.

Oleh sebab itu Iskandar Muda beberapa kali menyerang Portugis di Malaka  Contoh , tahu 1629, ia melakukan serangan besar-besaran ke Malaka, namun persenjataan yang tidak seimbang belum berhasil. Portugis pun juga menyerang dan berusaha menguasai Aceh,namun selalu dapat dipukul mundur oleh tentara Aceh.

Pada masa kekuasaan Iskandar Muda disusun suatu Undang-undang tentang tata Pemerintahan. Undang-undang itu disebut Adat Mahkota Alam. Tahun 1636 Iskandar Muda Wafat kemudian digantikan oleh Iskandar Thani. Sultan Iskandar Thani memerintah sampai tahun 1641. Raja-raja yang berkuasa selanjutya lemah.

Sementara tahun 1641 Belanda sudah dapat berhasil mengusai Malaka, lama kelamaan Belanda pu berhasil memasukkan pengaruhnya ke Aceh.

5. Kerajaan Demak : Pada awalnya sebuah wilayah dengan nama Glagah atau Bintoro yang dibawah kekuasaan Majapahit. Sekitar abab ke-15 Majapahit mengalami kemunduran. Mundurnya Majapahit ini telah memberi peluang bagi Demak menjadi kota besar dan pusat perdagangan.

Sebagai penguasa Demak adalah R. Patah. Disamping sebagai Bupati, R. Patah juga memimpin penyebaran Islam di tanah Jawa terutama Jawa Tengah. Dengan demikian Demak tampil sebagai pusat penyebaran agama Islam.

Sekitar tahun 1500-an R. Patah menyatakan melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit Dengan dibantu para ulama anggota Dewan Wali Sanga, R. Patah kemudian mendirikan kerajaan Islam. Berdirilah kemudian Kesultanan Demak, kerajaan Islam ini yang pertama berdiri di Jawa.

6. Kerajaan Pajang : Dalam pertikaian antara Jipang di bawah Arya Penangsang dengan Pajang di bawah Adiwijaya memperebutkan tahta Demak dimenangkan Adiwijaya dari Pajang. Dengan kemenangan ini maka pusat kerajaan Demak kemudian dipindahkan ke Pajang.

Sultan Adiwijaya memerintah dari tahun 1568-1582. Ia memberikan balas budi terhadap pembantunya dalam pertempuran perang melawan Arya Penangsang. Ki Ageng Pemanahan menerima hadiah tanah di daerah Mataram ( Alas Mentok ). Ki Penjawi diberi hadiah di daerah Pati, keduanya sekaligus diangkat menjadi Bupati di daerahnya masing-masing.

7. Kerajaan Mataram Islam : Sutawijaya naik tahta dan memerintah Mataram dari tahun 1586-1601. Ia bergelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama. Kerajaan Mataram ini berpusat di kotagede ( sebelah tenggara Yogyakarta sekarang ). Masa pemerintahan Panembahan Senopati ditandai dengan perang terus-menerus.

Perang tersebut untuk menundukan para Bupati yang ingin melepaskan dari kekuasaan Mataram. Seperti Bupati Ponorogo, Mediun, Kediri, Pasuruan. Namun perlawanan kabupaten-kabupaten tersebut dapat ditundukan. Demak yang juga ingin melepaskan diri juga dapat ditaklukan. Bahkan Cirebon dan Galuh tahun 1595 berhasil ditundukan, pertentangan dengan Surabaya dapat diselesaikan  berkat jasa Sunan Giri. 

Post a Comment for "PERTUMBUHAN KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA"