Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perjuangan Diplomasi Pertemuan Soekarno - Van Mook

Perjuangan Diplomasi Pertemuan Soekarno - Van Mook  

Atas prakarsa Panglima AFNEI (Allied Forces Netherland East Indies) Letnan Jenderal Sir Philip Christison, wakil-wakil Belanda dan para pemimpin Indonesia berhasil dipertemukan. Pertemuan itu dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 1945, di Gambir Selatan, pukul 8 malam.

Wakil Belanda yang hadir dalam pertemuan itu adalah Van Mook dan Van der Plas, sedang wakil pihak Indonesia ialah Soekarno, Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo dan Haji Agus Salim. Pertemuan itu dipimpin oleh Letnan Jenderal Christison sebagai wakil sekutu.

Gambar Pertemuan Soekarno - Van Mook 

Perjuangan Diplomasi Pertemuan Soekarno - Van Mook

Sebenarnya pertemuan ini dapat terlaksana karena tekanan Inggris terhadap Belanda. Letnan Jenderal Christison memimpin pertemuan itu. Pertemuan pertama ini adalah pertemuan penjajagan untuk menemukan titik kesepakatan dalam rangka menyelesaikan perselisihan di antara Indonesia dengan Belanda.

Jenderal Christison yang kala itu sebagai Panglima AFNEI menghendaki untuk mempertemukan wakil-wakil Belanda dan pemimpin-pemimpin Indonesia ke dalam suatu konferensi meja bundar. Presiden Soekarno dalam pertemuan itu antara lain mengatakan terima kasihnya terhadap Christison atas prakarsa pertemuan malam ini.

Delegasi Indonesia menyambut gembira rencana Christison untuk menyelenggarakan suatu konferensi meja bundar untuk menyelesaikan perselisihan dengan Belanda. Pemerintah Republik Indonesia bersedia untuk berunding atas dasar pengakuan hak  rakyat Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.

Van Mook dalam pertemuan itu antara lain menyatakan, terimakasih atas prakarsa tuan Christison mempertemukannya dengan tuan Soekarno, Hatta, Soebardjo dan Agus Salim. Tentang pandangannya mengenai masalah Indonesia di masa depan ialah bahwa Belanda ingin menjalankan untuk Indonesia atas perintah seperti apa yang dikemukakan Ratu Belanda Wilhemina dalam pidatonya tanggal 7 Desember 1942.

Dalam pidatonya tersebut ternyata Belanda ada keinginan untuk Indonesia menjadi negara persemakmuran berbentuk federal yang memiliki pemerintahan sendiri di lingkungan Kerajaan Belanda. Selanjutnya ada keinginan akan adanya pemerintahan peralihan selama 10 tahun sebelum dibentuk negara persemakmuran.

Yang paling penting pemerintah Belanda akan memasukkan Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa. H.A.Salim langsung menangkis pandangan Van Mook itu. Ia mengatakan bahwa pidato Ratu Wilhemina itu sudah ketinggalan jaman. Indonesia sekarang sudah merdeka.

Ia tidak mau lagi dijadikan jajahan, menjadi Netherland Indie. Pemerintah Belanda, setelah menjajah Indonesia selam 300 tahun lamanya, belum pernah sampai begitu jauh. Mereka rupanya tidak ingat lagi akan adanya petisi Soetardjo yang ketika itu sudah melangkah jauh dibandingkan apa yang dipikirkan Belanda kembali.

Pandangan H.A. Salim yang belum selesai kemudian diselesaikan oleh Van der Plas. Ia mengatakan, ''Memang benar apa yang dikatakan tuan Agus Salim ! Keadaan dunia setelah Perang Dunia II sudah berubah. Tetapi dengan timbulnya Perserikatan Bangsa-Bangsa seluruh dunia menuju kerjasama.

''Dengan sigap H.A. Salim membantah pernyataan Van der Plas. Ia menyatakan,  ''Itu benar! Kerjasama  antara dua negara yang sama-sama merdeka. Maukah Netherland memajukan kepada Persatuan Bangsa-Bangsa agar Indonesia menjadi anggotanya lebih dahulu dan baru kemudian dibicarakan masalah kerjasama antara Netherland dan Indonesia dalam lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa?''

Sementara semua peserta pertemuan diam, pihak Belanda tidak dapat menjawab pertanyaan H.A. Salim . Kemudian pihak pemrakarsa Letnan Jenderal Christison mengatakan terima kasihnya yang telah menyatakan pendapatnya masing-masing.

Kedua belah pihak telah mengetahui pandangan masing-masing. Walaupun pertemuan ini belum mendapatkan titik pandang yang sama antara wakil-wakil Belanda dan para pemimpin Indonesia, namun pertemuan ini merupakan langkah awal dan tetap mengharapkan kepada kedua belah pihak untuk mengadakan pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Baca juga selanjutnya di bawah ini :

Post a Comment for "Perjuangan Diplomasi Pertemuan Soekarno - Van Mook "